periskop.id - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memaksimalkan kesiapan penuh menghadapi masa angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 melalui penguatan koordinasi lintas instansi serta optimalisasi seluruh layanan operasional di lapangan. Upaya ini difokuskan pada tiga lintasan utama yang menghubungkan Sumatera-Jawa-Bali, yakni Merak-Bakauheni, Ketapang-Gilimanuk, serta berbagai jalur pendukung yang berperan penting dalam menjaga kelancaran konektivitas logistik dan mobilitas nasional selama periode puncak perjalanan.
Direktur Operasi & Transformasi ASDP Rio Lasse menyatakan tantangan operasional tahun ini semakin kompleks ,seiring meningkatnya mobilitas masyarakat yang dinamis. Karena itu, seluruh proses operasional harus responsif dan berbasis data agar pengambilan keputusan di lapangan dapat dilakukan lebih cepat dan terintegrasi.
"Digitalisasi tiket melalui Ferizy memungkinkan manajemen arus sejak keberangkatan dari rumah, bukan saat kendaraan tiba di pelabuhan. Ini menjadi kunci untuk menjaga kelancaran dan keselamatan,” ujar Rio dalam keterangan resmi, Rabu (26/11).
ASDP memastikan pembelian tiket hanya dapat dilakukan di tempat yang telah ditentukan agar tidak terjadi antrean liar di pelabuhan. Kendaraan juga akan ditahan sementara di rest area dan jalan arteri sebelum masuk Pelabuhan Merak dan Bakauheni, sehingga perjalanan tetap lancar dan aman.
Adapun di lintasan Merak-Bakauheni, ASDP berkoordinasi dengan KSOP sebagai pihak yang berwenang dalam pengoperasian jadwal kapal, serta mengoperasikan hingga 47 unit kapal ferry pada masa puncak, dengan kapasitas penampungan sekitar 25.000 kendaraan per hari di tujuh dermaga.
“Dermaga-dermaga utama di lintasan ini juga telah diperkuat, termasuk pelabuhan tambahan seperti BBJ Bojonegara dan Ciwandan yang disiagakan sebagai pelengkap selain Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni, guna memperlancar distribusi arus kendaraan dan logistik,” jelas Rio.
Sebagai bagian dari penguatan layanan di lintasan Jawa–Bali, ASDP bersama regulator menyiapkan 28 hingga 33 kapal sesuai kebutuhan lapangan dalam menghadapi lonjakan Nataru. Pelayanan penyeberangan antara Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi dan Pelabuhan Gilimanuk di Bali juga ditunjang dengan peningkatan fasilitas dermaga, termasuk penambahan satu dermaga Landing Craft Mechanized (LCM) di Gilimanuk yang menambah kapasitas hingga sekitar 2.000 kendaraan kecil.
ASDP turut mendukung strategi pemerintah dalam membatasi pergerakan kendaraan barang sumbu tiga ke atas pada 19 Desember 2025 hingga Januari 2026.
Tinggalkan Komentar
Komentar