periskop.id - Immanuel Ebenezer Gerungan, atau yang lebih dikenal dengan nama Noel, adalah sosok aktivis politik yang menempuh jalan berliku sebelum akhirnya menjabat sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) dalam Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Lahir di Riau pada 22 Juli 1975, Noel meraih gelar Sarjana Sosial dari Universitas Satya Negara Indonesia pada 2004. Kiprahnya mulai dikenal publik saat menjadi Ketua Umum relawan Jokowi Mania (JoMan) pada Pilpres 2019, mendukung pasangan Joko Widodo–Ma’ruf Amin secara militan.

Setelah Pilpres 2019, Noel sempat menjabat sebagai Komisaris Utama PT Mega Eltra, anak perusahaan BUMN Pupuk Indonesia, dari Juni 2021 hingga Maret 2022. 

Pada Pilpres 2024, Noel kembali tampil sebagai figur relawan, kali ini mendukung Ganjar Pranowo lewat Ganjar Mania. Namun, dukungan itu beralih drastis ke Prabowo Subianto setelah Gibran Rakabuming Raka diumumkan sebagai cawapres. 

Langkah politiknya berlanjut dengan bergabung ke Partai Gerindra dan maju sebagai calon legislatif dari dapil Kalimantan Utara. Meski meraih 29.786 suara, ia gagal lolos ke Senayan. 

Namun, kiprahnya tetap diperhitungkan, hingga akhirnya ditunjuk sebagai Wamenaker mendampingi Menteri Yassierli pada Oktober 2024. Dalam berbagai kesempatan, Noel dikenal vokal terhadap isu ketenagakerjaan, termasuk mengkritik praktik magang berkepanjangan dan mafia regulasi tenaga kerja.

Di balik karier politiknya, harta kekayaan Noel mengalami lonjakan signifikan. Berdasarkan LHKPN yang dilaporkan ke KPK pada Januari 2025, total kekayaannya mencapai Rp17,62 miliar. Pada 2021, saat menjabat komisaris BUMN, hartanya tercatat Rp4,84 miliar. Lonjakan ini terjadi dalam kurun waktu tiga tahun, terutama setelah menjabat sebagai Wamenaker.

Mengutip berbagai sumber, berikut ini rincian detail harta kekayaan Noel;

KategoriJenis / Lokasi / TahunNilai (Rp)StatusKeterangan
Tanah & BangunanDepok (83 m²)700.000.000Tercatat di LHKPNHasil sendiri
 Depok (160 m²)1.500.000.000Tercatat di LHKPNHasil sendiri
 Depok (137 m² + 274 m²)1.700.000.000Tercatat di LHKPNHasil sendiri
 Bogor (3.090 m²)1.545.000.000Tercatat di LHKPNHasil sendiri
 Depok (2.260 m² + 500 m²)6.700.000.000Tercatat di LHKPNAset terbesar
MobilMitsubishi Pajero (2020)500.000.000Tercatat di LHKPNSUV
 Toyota Fortuner (2022)430.000.000Tercatat di LHKPNSUV
 Toyota Land Cruiser 300 VX (2023)2.300.000.000Tercatat di LHKPNSUV mewah, flagship Toyota
 Kia Picanto (2015)90.000.000Tercatat di LHKPNCity car
 Nissan GT-R Skyline (disita KPK)±2.500.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita dalam OTT
 Toyota Corolla Cross±600.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita KPK
 Hyundai Palisade±943.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita KPK
 Suzuki Jimny±450.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita KPK
 Honda CRV±820.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita KPK
 Jeep (model tak diketahui)±1.200.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita KPK
 Toyota Hilux±450.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita KPK
 Mitsubishi Xpander±270.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita KPK
 Hyundai Stargazer±250.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita KPK
 BMW 330i±1.100.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita KPK
MotorYamaha NMAX (2015)16.000.000Tercatat di LHKPNSkuter
 Ducati Multistrada V4±1.300.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita KPK
 Ducati Streetfighter V4±800.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita KPK
 Ducati Hypermotard 950 SP±699.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita KPK
 Ducati XDiavel±1.027.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita KPK
 Ducati Scrambler Nightshift±462.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita KPK
 Vespa Sprint 150±59.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita KPK
 Vespa GTS Super Tech 300±167.000.000Tidak tercatat di LHKPNDisita KPK
Harta Bergerak LainnyaPerabot, elektronik, dll109.500.000Tercatat di LHKPNTidak dirinci
Kas & Setara KasRekening bank, tunai2.029.760.877Tercatat di LHKPNLikuid

Sumber pendapatan Noel berasal dari gaji sebagai Wamenaker, yang ia ungkapkan hanya sekitar Rp46 juta per bulan. Terdiri dari gaji pokok Rp11 juta dan tunjangan Rp35 juta. 

Dalam sebuah podcast, ia bahkan menyatakan, “Kalau mau lebih, ya pintar-pintar nyopet,” sebagai bentuk kritik terhadap rendahnya gaji pejabat dan godaan korupsi. Ia juga pernah menyebut dirinya sebagai “anjing penjaga” anggaran negara, menegaskan komitmennya untuk mengawal integritas birokrasi.

Namun, reputasi itu terguncang ketika Noel terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK pada Agustus 2025, terkait dugaan pemerasan terhadap perusahaan yang mengurus sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). 

Ia ditangkap bersama sejumlah pejabat lain di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan. Kasus ini masih dalam proses penyidikan, dan publik menanti kejelasan hukum atas sosok yang pernah menyebut dirinya sebagai penjaga kepentingan rakyat.