periskop.id - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) memiliki sejumlah kendaraan khusus atau kendaraan taktis (rantis) yang super tangguh untuk mendukung operasional. Kendaraan ini, yang umumnya digunakan oleh Brimob, dirancang untuk misi berisiko tinggi seperti pengendalian massa, operasi SAR, hingga kontra-terorisme.

Berikut adalah deretan rantis canggih yang menjadi koleksi Brimob:

1. Barracuda

Kendaraan tempur ini memiliki lapis baja setebal 8 mm dan kaca antipeluru 4 mm. Berbasis sasis Mercedes-Benz Unimog, Barracuda dilengkapi mesin 3.730 cc dengan tenaga 218 HP (horse power) dan ban run-flat. Kendaraan ini mampu mengangkut 12 personel dan sering digunakan untuk pengendalian massa, patroli, dan evakuasi.

2. Watercannon

Mobil ini dirancang khusus untuk membubarkan massa. Dilengkapi tangki berkapasitas 6.500 liter air bertekanan tinggi, tembakan airnya dapat mencapai jarak hingga 70 meter.

3. Raisa (Mobil Pengurai Massa)

Nama Raisa merupakan singkatan dari "mobil pengurai massa". Kendaraan ini memiliki pengeras suara bertenaga 1.000 watt yang dapat mengeluarkan suara yang membuat orang pusing atau mual. Raisa berfungsi sebagai alat disrupsi dalam pengendalian massa.

4. WOLF (APC)

Kendaraan jenis Armoured Personnel Carrier (APC) ini memiliki bobot 4,8 ton dan mesin 4.500 cc. Mampu melaju hingga 200 km/jam dengan kapasitas angkut 10 orang, WOLF dilengkapi kaca antipeluru 4 mm. Mobil ini digunakan untuk patroli, kontra-terorisme, dan pengawalan VIP.

5. Rantis Rimueng (Harimau)

Sesuai namanya, "Rimueng" yang berarti harimau dalam bahasa Aceh, kendaraan ini dirancang untuk operasional di medan sulit. Dengan bobot 14 ton, bodi Rantis Rimueng dilapisi baja penuh dan kaca NIJ level 3. Ditenagai mesin diesel, kendaraan ini dapat mencapai kecepatan 100 km/jam, mengangkut 14 personel, serta dilengkapi senapan mesin di atap dan pelontar gas air mata.

Meskipun rantis dirancang untuk melindungi personel dan mendukung operasi keamanan, penggunaannya sering kali menuai kontroversi, terutama saat diturunkan dalam demo atau konflik publik.