periskop.id - Profil Nadiem Anwar Makarim selalu menarik perhatian publik karena perjalanan hidupnya yang unik. 

Nadiem lahir di Singapura pada 4 Juli 1984 dari pasangan Nono Anwar Makarim, seorang pengacara dan aktivis, serta Atika Algadri, penulis lepas dan putri tokoh perintis kemerdekaan Hamid Algadri. 

Masa kecilnya dihabiskan berpindah antara Jakarta dan Singapura, membentuk pandangan global yang kelak memengaruhi gaya kepemimpinannya.

Dari Jakarta ke Harvard

Riwayat pendidikan Nadiem dimulai di sekolah dasar dan menengah di Indonesia, lalu melanjutkan SMA di United World College of South East Asia, Singapura. 

Ia kemudian meraih gelar Sarjana Hubungan Internasional dari Brown University, Amerika Serikat (2002–2006), sempat mengikuti program pertukaran di London School of Economics, dan menuntaskan gelar MBA di Harvard Business School pada 2011.

Karier Profesional

Setelah lulus S1, Nadiem bekerja sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company (2006–2009). Pengalaman ini memberinya wawasan strategis yang kelak menjadi modal membangun bisnis. 

Usai meraih MBA, ia menjadi Co-Founder dan Managing Director Zalora Indonesia (2011), lalu menjabat Chief Innovation Officer di Kartuku (2013–2014).

Pada 2010, Nadiem mendirikan Gojek bersama Kevin Aluwi dan Michaelangelo Moran. 

Awalnya Gojek berupa layanan pemesanan ojek via call center, namun berkembang menjadi super-app dengan ratusan layanan. 

Pada 2019, valuasinya menembus US$10 miliar, menjadikannya decacorn pertama di Indonesia dan salah satu dari 19 perusahaan rintisan (start up) level decacorn di dunia saat itu.

Masuk Kabinet Jokowi

Presiden Joko Widodo menunjuk Nadiem sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Oktober 2019, yang kemudian bertransformasi menjadi Mendikbudristek pada 2021. 

Ia meluncurkan program Merdeka Belajar, menghapus Ujian Nasional, dan mendorong digitalisasi pendidikan.

Menjelang akhir masa jabatannya, Nadiem terseret kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook 2019–2022 dengan estimasi kerugian negara Rp1,98 triliun. 

Kejaksaan Agung menetapkannya sebagai tersangka pada 4 September 2025, membuat namanya kembali menjadi sorotan publik.

Kekayaan Nadiem Makarim

Berdasarkan LHKPN, kekayaan Nadiem saat awal menjabat menteri (2019) tercatat sekitar Rp1,23 triliun, sebagian besar dari surat berharga. 

Nilainya melonjak menjadi Rp4,87 triliun pada 2022 berkat saham GoTo, lalu turun drastis menjadi Rp600,64 miliar pada laporan terakhir 31 Oktober 2024.

Timeline Perjalanan Karier Nadiem

2002–2006: S1 Hubungan Internasional, Brown University (pertukaran di LSE)

2006–2009: Konsultan, McKinsey & Company

2009–2011: MBA, Harvard Business School

2010: Mendirikan Gojek

2011: Co-Founder & Managing Director Zalora Indonesia

2013–2014: Chief Innovation Officer, Kartuku

2014–2019: CEO Gojek

2019–2024: Mendikbud/Mendikbudristek RI

2025: Tersangka kasus korupsi Chromebook

Warisan dan Citra Publik

Terlepas dari kontroversi, profil Nadiem tetap lekat dengan citra inovator yang membawa semangat digitalisasi ke sektor transportasi dan pendidikan. 

Jejaknya di Gojek dan kebijakan Merdeka Belajar akan terus menjadi bahan kajian, baik sebagai inspirasi maupun pelajaran tentang transparansi dan akuntabilitas di ruang publik.