Periskop.id - Lonjakan inflasi dan ketidakpastian ekonomi global dilaporkan memberi dampak serius pada kesehatan mental Generasi Z (Gen Z) di Amerika Serikat, bahkan mengganggu kualitas tidur mereka. Alih-alih mengambil langkah praktis untuk mengatasi masalah uang, sebagian besar dari mereka justru memilih strategi penghindaran pasif seperti bed rotting dan doomscrolling.

Laporan ini dilansir dari Fortune, Jumat (19/9), yang mengacu pada analisis oleh perusahaan kasur Amerisleep mengenai dampak kondisi ekonomi terhadap tidur orang Amerika.

Laporan tersebut mengonfirmasi bahwa Gen Z merupakan kelompok yang paling berat terdampak oleh stres finansial saat ini.

  • Hampir setengah responden Amerika secara keseluruhan mengaku tidak bisa tidur karena stres finansial.
  • 7 dari 10 (70%) anak muda Gen Z melaporkan tidak bisa tidur akibat kecemasan yang dipicu oleh kenaikan harga, biaya sewa tempat tinggal, dan keamanan pekerjaan.

Stres ini muncul di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, bahkan mengakui bahwa Gen Z memang sedang kesulitan menghadapi inflasi yang membandel dan kenaikan angka pengangguran.

Menariknya, menghadapi kecemasan finansial yang akut, banyak Gen Z memilih kenyamanan pasif dan menghindar alih-alih mengambil tindakan proaktif seperti menyusun anggaran atau membangun dana darurat.

Sebagian besar Gen Z memilih menonton TV atau melakukan doomscrolling, yakni kebiasaan menatap media sosial yang justru memperbesar kekhawatiran—di tengah malam.

Bahkan, satu dari tiga Gen Z mengaku melakukan bed rotting, yakni menghabiskan waktu berjam-jam hanya rebahan di tempat tidur—sebagai cara untuk "mengatasinya."

Laporan tersebut memperingatkan bahwa strategi menghindar ini, meskipun terasa menenangkan, hanyalah penundaan rasa cemas:

“Awalnya mungkin terasa menenangkan, tapi bisa mengacaukan ritme tidur dan membuatmu lebih lelah kemudian,” begitu peringatan laporan tersebut.