periskop.id - Amazon kembali menjadi sorotan setelah kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran mencuat. Menurut laporan Business Insider, Amazon akan memangkas hingga 30.000 karyawan, ini menjadi gelombang PHK terbesar sejak 2022.
Informasi ini berasal dari dokumen internal serta pesan perusahaan yang beredar di kalangan manajer Amazon. Sumber menyebutkan, kebijakan tersebut akan berdampak signifikan pada divisi sumber daya manusia (SDM) dan ritel. Jumlah itu setara dengan sekitar 10% dari total tenaga kerja korporat Amazon.
Dalam pesan internal, manajemen memperingatkan bahwa PHK akan melibatkan karyawan di Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada.
“Keputusan ini diambil setelah peninjauan menyeluruh terhadap organisasi, prioritas, dan fokus kerja ke depan,” demikian isi draf surel yang akan dikirimkan kepada pegawai terdampak.
Amazon juga menjelaskan bahwa karyawan yang terkena dampak akan menerima kompensasi berupa gaji dan tunjangan penuh selama 90 hari. Langkah ini disebut sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan dalam menghadapi restrukturisasi besar-besaran.
CEO Andy Jassy diketahui tengah melakukan perombakan organisasi sepanjang tahun ini. Restrukturisasi mencakup penghapusan beberapa lapisan manajemen, pengetatan anggaran, pembaruan sistem penilaian kinerja, hingga kewajiban bagi sebagian besar pegawai untuk kembali bekerja penuh waktu di kantor.
Kebijakan ini muncul di tengah perlambatan pertumbuhan bisnis pascapandemi. Sebelumnya, Amazon memangkas sejumlah proyek yang dianggap tidak menguntungkan dan mengurangi jumlah karyawan yang sempat melonjak tajam saat permintaan belanja daring meningkat.
Antara 2019 hingga 2021, jumlah pegawai Amazon sempat berlipat ganda menjadi 1,6 juta orang, sebelum turun menjadi 1,55 juta pada tahun lalu.
Sejak akhir 2022, Amazon sudah melakukan PHK terhadap 27.000 karyawan. Pada Juni lalu, Jassy juga menyinggung bahwa efisiensi dari penggunaan kecerdasan buatan (AI) akan mengurangi kebutuhan tenaga kerja di masa depan.
Selain itu, Amazon juga membekukan perekrutan di sektor ritel besar dan melakukan PHK di divisi layanan cloud, Amazon Web Services (AWS), pada Juli lalu. Langkah ini memperlihatkan bahwa efisiensi menjadi strategi utama perusahaan dalam menghadapi tekanan bisnis global.
Tinggalkan Komentar
Komentar