periskop.id - Pemerintah mulai menggeser arah pertumbuhan ekonomi yang selama ini bergantung pada konsumsi rumah tangga, menuju penguatan dari sisi investasi. Melalui pembentukan Danantara Indonesia, diharapkan kontribusi investasi terhadap PDB dapat meningkat secara signifikan.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, mengatakan pemerintah menargetkan pertumbuhan investasi naik hingga 5,8% pada 2026 untuk memperkuat perekonomian nasional.

“Dengan kepemimpinan Pak Prabowo, beliau ingin BUMN kita sangat optimal. Makanya dibentuklah Danantara untuk kemudian menjadi holding, dan kapasitas dari Danantara itu diharapkan dua kali lipat dibandingkan sebelumnya, bahkan bisa lebih,” kata Febrio kepada media saat ditemui dalam acara Investortrust Economic Outlook di Jakarta, Rabu (5/11).

Menurutnya, selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih banyak didorong oleh konsumsi rumah tangga. Sehingga peningkatan kontribusi investasi sangat penting untuk memperkuat struktur ekonomi.

Sebagaimana diketahui, kontribusi investasi terhadap PDB saat ini sekitar 30%, sementara konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama dengan porsi sekitar 53% pada kuartal III 2025. Febrio menekankan, peningkatan investasi harus menghasilkan nilai tambah (value added) yang lebih tinggi serta turut menciptakan lapangan kerja.

“Nah, tapi tentunya investasi yang menghasilkan value added lebih tinggi dan juga tidak lupa harus investasi yang menciptakan lapangan pekerjaan,” jelasnya.

Langkah ini dinilai penting untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif sekaligus menjaga agar tingkat pengangguran, terutama di kalangan usia muda, tetap rendah. Febrio juga mengingatkan pentingnya memanfaatkan bonus demografi agar potensi generasi muda Indonesia tidak terbuang percuma.

“Karena ini akan menciptakan tidak hanya pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memastikan bahwa kapasitas kita. Terutama sumber daya manusia muda, tingkat penganggurannya harus terus rendah. Jangan sampai terlalu banyak bonus demografi kita yang tidak kita gunakan,” pungkas Febrio.