periskop.id - Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (5/11) menyampaikan bahwa International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan ekonomi global pada tahun 2025 akan tumbuh sebesar 3,2%. Sementara itu, ekonomi negara berkembang diperkirakan lebih kuat, mencapai 4,2%, atau lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan global.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, menyatakan bahwa meskipun pertumbuhan global sempat melambat pada 2024, proyeksi IMF menunjukkan stabilitas bagi negara berkembang pada tahun 2025. 

“Beberapa negara mitra dagang utama Indonesia, seperti Korea Selatan dan Vietnam, bahkan diperkirakan mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya,” ujar Edy, dikutip Kamis (5/11).

Selain itu, kinerja perdagangan global diprediksi tetap menjadi penopang ekonomi. IMF mencatat perdagangan barang dan jasa secara global akan terus tumbuh sepanjang tahun 2025, meskipun harga komoditas utama menunjukkan fluktuasi. Beberapa komoditas seperti minyak kelapa sawit dan biji besi mengalami kenaikan, sementara nikel mencatat penurunan secara tahunan.

Edy menambahkan bahwa tren pertumbuhan ekonomi negara berkembang yang stabil ini menunjukkan daya tahan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Dengan proyeksi ini, negara-negara berkembang diperkirakan akan tetap menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2025.

Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,04% secara tahunan (yoy) pada kuartal III 2025. Edy mengungkapkan, capaian ini didorong oleh kombinasi aktivitas ekonomi domestik yang kuat serta permintaan dari luar negeri yang masih terjaga.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III ditopang aktivitas ekonomi domestik dan permintaan luar negeri, (sehingga) pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,04%," ujar Edy.

BPS menyebut, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku (ADHB) selama periode Juli-September 2025 mencapai Rp6.060 triliun. Sementara itu, PDB atas dasar harga konstan (ADHK) tercatat sebesar Rp3.444,8 triliun.

Jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (qtq), ekonomi Indonesia pada triwulan III-2025 mengalami pertumbuhan 1,43%. Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas menjadi yang tertinggi dengan kenaikan 5,42%.

Untuk laju tahunan (yoy) sebesar 5,04%, Lapangan Usaha Jasa Pendidikan memberikan kontribusi pertumbuhan tertinggi dari sisi produksi, yakni mencapai 10,59%. Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa melesat 9,91%.

BPS juga menghitung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kumulatif dari Januari hingga September 2025 (ctc) telah mencapai 5,01%. Secara spasial, Pulau Jawa masih menjadi motor utama perekonomian nasional. Kelompok provinsi di Pulau Jawa berkontribusi sebesar 56,68% terhadap PDB nasional dan mencatatkan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17% (yoy).