periskop.id - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan soal utang proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) masih dalam tahap pembahasan. Namun, ia mengakui secara pribadi tidak ingin melibatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk hal tersebut.
"Kalau saya, mending nggak bayar. Tapi itu kan ada kebijakan pemimpin di atas, ya, ini belum putus," kata Purbaya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (14/11).
Ia menjelaskan, arah kebijakannya kemungkinan adalah pemerintah akan membayar bagian infrastruktur, sedangkan pengadaan keretanya (rolling stock) ditanggung pihak lain. Namun, hal itu belum dipastikan karena diskusinya masih berjalan.
"Kita akan cenderung bayar infrastrukturnya, rolling stock-nya mereka yang nanggung. Cuma kita belum sampai kesimpulan," terangnya.
Bendahara negara itu pun meminta agar dirinya terus dilibatkan dalam pembahasan Whoosh ini. Purbaya ingin memahami seluruh keputusan dan memastikan negara tidak dirugikan atas proyek tersebut.
"Makanya saya bilang, kalau nanti mereka diskusi di sana, saya ikut. Saya mau lihat, jangan sampai saya rugi-rugi amat. Tapi kita lihat yang terbaik buat keluarga negara ini," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan masyarakat luas tidak khawatir soal penyelesaian utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Prabowo siap bertanggung jawab atas persoalan yang menyangkut Whoosh.
"Indonesia bukan negara sembarangan. Kami hitung, enggak ada masalah itu. Jadi PT KAI enggak usah khawatir, semuanya enggak usah khawatir," kata Prabowo di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa (4/11).
Presiden menyebut pemerintah telah mempelajari permasalahan terkait utang proyek tersebut dan memastikan tidak ada persoalan yang perlu dikhawatirkan. Ia menegaskan, tanggung jawab terhadap proyek itu berada di tangannya selaku Presiden Republik Indonesia.
"Saya sudah pelajari masalahnya. Tidak ada masalah, saya tanggung jawab nanti utang Whoosh, semuanya," ucapnya.
Tinggalkan Komentar
Komentar