periskop.id - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) perumahan pada kuartal I tahun 2026 sebesar Rp28 triliun. Anggaran yang disiapkan untuk mendukung program ini mencapai Rp130 triliun sepanjang tahun 2026.

"Tahap awal yang kita harapkan bisa diselesaikan dalam kuartal I itu targetnya sekitar Rp28 triliun," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto kepada media di Jakarta, Senin (17/11).

Airlangga meminta berbagai pihak, termasuk kementerian terkait dan Kementerian BUMN, untuk bersinergi dalam mendukung penyaluran KUR perumahan. Ia menekankan pentingnya memastikan bahwa seluruh bank telah siap menyalurkan kredit agar program ini dapat berjalan sesuai target.

"Nah, KPP (Kredit Program Perumahan) ini juga akan didorong implementasinya agar ditingkatkan, karena ini baru berjalan dua bulan. Kemudian kita minta ke depan juga akan disiapkan, terutama kesiapan perbankannya," jelas Airlangga.

Sebelumnya, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) menyebut PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) mencatatkan penyaluran KUR perumahan tertinggi sebesar Rp280 miliar per 15 November 2025.

Realisasi tersebut disusul oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) alias BNI sebesar Rp91,9 miliar. Kemudian PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) atau BTN sebesar Rp73,1 miliar.

Menurut Menteri PKP, Maruarar Sirait, fenomena ini menunjukkan bahwa program KUR perumahan mendapat respons positif di masyarakat. Apalagi, realisasi tertinggi justru berasal dari bank swasta.

"Ini membuktikan KUR perumahan, karya dari pemerintahan Pak Prabowo yang pertama kali terjadi di Indonesia, mendapat respons yang baik. Padahal kita baru mulai tanggal berapa? 21 Oktober," kata Maruarar kepada media di Jakarta, Senin (17/11).