periskop.id - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu menyatakan pemerintah tengah mendorong konsolidasi realisasi investasi hingga Rp13.032,8 triliun dalam lima tahun ke depan. Langkah ini dianggap penting untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional.

Menurut Todotua, upaya konsolidasi investasi tersebut akan membantu Indonesia mencapai target pertumbuhan ekonomi di angka 8%. Pemerintah menilai pertumbuhan ini memerlukan langkah strategis dan dukungan investasi yang agresif.

"Khususnya ini adalah penugasan dari Bappenas untuk kita menuju 8%, maka salah satu hal yang harus dilakukan adalah kita harus melakukan konsolidasi realisasi investasi sebesar kurang lebih Rp13.000 triliun dalam lima tahun ke depan," kata Todotua dalam acara Antara Business Forum, Jakarta, Rabu (19/11).

Todotua menjelaskan, saat ini realisasi investasi telah berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sekitar 26%-30%. Artinya, peran realisasi ini cukup penting bagi pergerakan ekonomi nasional.

"Realisasi investasi ini berkontribusi terhadap 26% sampai 30% dari pergerakan pertumbuhan ekonomi. Sekitar 55% disumbangkan dari angka konsumsi, dan ada juga kontribusi dari ekspor serta lain-lain," jelas Todotua.

Todotua menambahkan, target realisasi tersebut setara dengan peningkatan 143% dibanding realisasi investasi dalam 10 tahun terakhir yang berjumlah Rp9.117,4 triliun.

Selain itu, ia merincikan bahwa dalam proyeksi pemerintah, pertumbuhan ekonomi akan meningkat bertahap: 5,05% pada 2024, 5,30% pada 2025, 6,30% pada 2026, 7,50% pada 2027, hingga mencapai 8% pada 2029. Untuk mencapai trajectory tersebut, realisasi investasi perlu tumbuh agresif dengan rata-rata 15,67% per tahun.

Secara keseluruhan, ia menegaskan bahwa lompatan investasi sebesar 43% diperlukan dalam lima tahun ke depan jika Indonesia ingin mengejar target pertumbuhan ekonomi 8% dan membuka ruang ekspansi ekonomi yang lebih luas.