periskop.id - Pemerintah memperkuat ketahanan utama dalam mendorong fondasi dan transformasi ekonomi demi memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia akan terus bersinergi dengan berlandaskan pada tiga pilar utama transformasi yaitu terkait dengan pertumbuhan hijau, akselerasi digital, dan pertumbuhan inklusif.
"Indonesia terus kontinyu bertransformasi dengan tiga pilar transformasi," ucap Airlangga dalam gelaran Ecoverse 2025, Economy and Environment Resilience Summit, dikutip Jumat (21/11).
Hal tersebut dikatakan Airlangga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang meninginkan Indonesia terus berkomitmen membangun ekonomi yang lebih terakselerasi, ekonomi tangguh, ekonomi bersih, dan ekonomi yang berkeadilan.
Adapun pilar pertama yang disebutkan Airlangga yaitu pilar pertumbuhan hijau. Ia menjelaskan percepatan transisi energi menjadi agenda yang sangat strategis bagi Indonesia. Dalam hal ini pemerintah menggerakan pengembangan energi terbarukan, termasuk rencana pembuatan prototype PLTS dan akselerasi pemanfaatannya, serta perluasan bioenergi dari B40 menuju B50, bioethanol, Sustainable Aviation Fuel (SAF), dan bensin sawit.
Sebagaimana diketahui, saat ini pemerintah tengah menyiapkan pembangunan jaringan transmisi energi listrik berskala besar (Green Super Grid) dari Sumatera hingga Nusa Tenggara, yang sekaligus akan memperkuat konektivitas kawasan serta mendukung pengembangan data center trilateral antara Indonesia, Singapura, dan Malaysia.
"Dan pemerintah terus memperluas proyek PLTSa yang ditargetkan mencapai 33 proyek hingga tahun 2029," jelas Airlangga.
Kedua,mengenai pilar akselerasi, Airlangga menjelaskan ekonomi digital Indonesia terus tumbuh signifikan dan menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru Tanah Air dengan ekonomi digital nasional telah mencapai US$90 miliar dan diproyeksikan tumbuh menjadi US$360 miliar pada 2030. Didukung oleh implementasi Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang akan mempercepat integrasi perdagangan digital di kawasan.
"Transformasi ini turut diperkuat dengan optimalnya sistem pembayaran digital lintas negara," sambungnya.
Terakhir, pada pilar ketiga yakni pilar pertumbuhan inklusif, Ia menegaskan pentingnya pemerataan manfaat pertumbuhan melalui penguatan pembiayaan rakyat, dukungan UMKM, serta pengembangan kawasan ekonomi yang lebih merata. Hal ini dapat didukung oleh beragama program pembiayaan bagi petani, pelaku industri, hingga masyarakat yang ingin memiliki rumah agar seluruh daerah memperoleh akses yang lebih luas terhadap peluang ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Seiring kemajuan agenda transisi energi, Pemerintah menargetkan perluasan green jobs. Untuk mengisi kebutuhan itu, Pemerintah mempercepat pelatihan ulang dan peningkatan keterampilan di bidang energi bersih, manufaktur modern, dan ekonomi digital.
"Dengan tiga pilar ini,kita dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra yang konstruktif dan berkomitmen dalam membangun ekonomi masa depan yang lebih tangguh. Green growth must translate into real impact bagi Indonesia, bagi kawasan, dan bagi dunia,” tutup Airlangga.
Tinggalkan Komentar
Komentar