periskop.id - Ketua Tim Transformasi Reformasi Polri, Komjen Pol. Chryshnanda Dwilaksana, menegaskan bahwa upaya reformasi di tubuh Kepolisian akan berjalan secara menyeluruh dan tidak hanya menyentuh aspek fisik atau struktur birokrasi.
Ia menjelaskan, fokus utama dari program ini adalah transformasi nilai yang meliputi moral, kemanusiaan, keterbukaan, serta peningkatan kualitas pelayanan publik.
“Transformasi ini adalah keberanian untuk belajar dari masa lalu, memperbaiki kesalahan, menghadapi tantangan dan harapan masyarakat di masa kini, serta menyiapkan masa depan yang lebih baik,” ucap Chryshnanda di Jakarta, Selasa (23/9).
Menurut jenderal polisi bintang tiga tersebut, langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Polri untuk menghadirkan kebaikan, melakukan perbaikan, dan meningkatkan mutu perpolisian di Indonesia. Ia menekankan bahwa penegakan hukum harus dimaknai secara lebih luas.
“Menegakkan hukum bukan sekadar menghukum, tetapi membangun peradaban dan menyelesaikan konflik secara beradab,” ujarnya.
Lebih lanjut, Chryshnanda mengatakan bahwa transformasi ini juga merupakan bagian dari pembangunan budaya tertib dan kepastian hukum di tengah masyarakat.
Peran polisi, sambungnya, adalah hadir untuk mencegah konflik meluas serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada para korban maupun pencari keadilan.
Melalui transformasi ini, Polri diharapkan dapat menjadi institusi yang semakin profesional, humanis, dan mampu menjawab berbagai tuntutan zaman dalam menjalankan tugasnya.
Sebagai informasi, tim ini dibentuk secara resmi oleh Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo melalui Surat Perintah (Sprin) bernomor Sprin/2749/IX/TUK.2.1/2025 pada 17 September lalu.
Tim yang diketuai oleh Komjen Chryshnanda ini beranggotakan 52 perwira tinggi dan menengah Polri.
Tinggalkan Komentar
Komentar