periskop.id - China kembali mencetak rekor global dengan meluncurkan turbin angin tertinggi di dunia. Mengutip Ecoticias pada Minggu (31/8), proyek ini menunjukkan ambisi Tiongkok untuk memimpin industri energi terbarukan, sekaligus menyoroti kesiapan mereka dalam menghadapi transisi energi global.
Prestasi logistik dan teknologi ini tidak hanya tentang ukuran, tetapi juga tentang dominasi rantai pasok dan kepemimpinan global. Turbin angin raksasa ini menjadi simbol nyata pergeseran fokus energi global, dari pertanyaan "apakah mungkin?" menjadi "seberapa cepat bisa kita lakukan?".
Baling-Baling Raksasa Setinggi Dua Kali Patung Liberty
Salah satu bukti paling mencolok dari kemajuan ini adalah baling-baling turbin sepanjang 133 meter yang dimuat di Pelabuhan Yangzhou. Baling-baling ini adalah bagian dari turbin MySE18.X-20MW, yang saat ini menjadi turbin angin terbesar di dunia. Sebagai perbandingan, ukurannya dua kali lebih tinggi dari Patung Liberty.
Ukuran yang masif ini memiliki beberapa keuntungan signifikan:
- Efisiensi Tinggi: Baling-baling yang lebih besar mampu menangkap lebih banyak angin dan menghasilkan energi yang jauh lebih banyak per turbinnya.
- Hemat Biaya: Dengan kapasitas yang lebih besar, jumlah turbin yang dibutuhkan untuk sebuah fasilitas pembangkitan listrik dapat dikurangi, menekan biaya proyek secara keseluruhan.
- Ideal untuk Lepas Pantai: Turbin raksasa sangat cocok dipasang di lokasi lepas pantai, di mana kecepatan dan stabilitas angin lebih tinggi.
Dominasi China dalam Energi Angin Lepas Pantai
Tiongkok saat ini memimpin sektor energi angin lepas pantai global. Hampir separuh turbin lepas pantai di dunia beroperasi di Tiongkok dengan total kapasitas terpasang mencapai 41 GW.
Keunggulan Tiongkok tidak hanya terletak pada pembangunan turbin berukuran besar, tetapi juga pada penguasaan seluruh rantai pasok. China mengendalikan 95% produksi silikon polikristalin dan wafer silikon, komponen krusial untuk energi surya. Selain itu, mereka memiliki pabrik yang memproduksi turbin terbesar dan paling efisien, bahkan hingga 20 MW, serta infrastruktur canggih termasuk pusat uji nasional untuk turbin lepas pantai hingga 20-25 MW.
Perbandingan dengan Amerika Serikat
Sementara China melaju pesat, Amerika Serikat justru menghadapi hambatan politik. Keputusan eksekutif dari pemerintahan sebelumnya membekukan izin proyek-proyek angin baru, baik di darat maupun lepas pantai. Hal ini mengakibatkan berkurangnya daya saing AS dan melemahnya kepemimpinan globalnya di sektor ini.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa dukungan regulasi dan stabilitas politik jangka panjang sama pentingnya dengan potensi alam. Tanpa kebijakan yang konsisten, kemajuan teknologi dapat terhambat.
Dengan menara setinggi 185 meter dan peralatan seberat puluhan ton, proyek ini menjadi simbol pertarungan kepemimpinan energi di masa depan. Di satu sisi, Tiongkok melaju dengan investasi besar dan konsolidasi rantai pasok. Di sisi lain, proyek AS masih jalan di tempat akibat birokrasi perizinan yang lambat dan strategi yang tidak konsisten.
Tinggalkan Komentar
Komentar