periskop.id - Gencatan senjata di Jalur Gaza resmi diberlakukan pada Jumat (10/10) pukul 12.00 waktu setempat atau 16.00 WIB. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa sejak saat itu, pasukan mereka mulai menempatkan diri di garis penempatan baru sebagai bagian dari persiapan pelaksanaan kesepakatan.
“Perjanjian Gencatan Senjata berlaku pada pukul 12.00 … Sejak pukul 12.00, pasukan IDF mulai menempatkan diri di sepanjang garis penempatan yang telah diperbarui sebagai persiapan untuk pelaksanaan perjanjian gencatan senjata dan pemulangan sandera,” tulis IDF dilansir dari Antara, Jumat (10/10).
Dalam pengumuman terpisah, Penasihat Kantor Kepala Otoritas Israel, Dmitri Gendelman, menyampaikan bahwa pemerintah Israel menargetkan pembebasan sandera dari Jalur Gaza pada awal pekan depan.
“Pemerintah telah menyetujui kesepakatan sandera. Sandera Israel akan dibebaskan pada Senin atau Selasa,” tulis Gendelman.
Kesepakatan tersebut mencakup pembebasan 20 sandera yang masih hidup serta pengembalian jenazah 28 sandera yang telah meninggal dalam kurun waktu 72 jam. Gendelman menambahkan, sebagai bagian dari perjanjian, Israel juga akan menyerahkan kembali 360 jenazah pejuang Palestina. Perhitungannya, setiap satu warga Israel yang tewas akan ditukar dengan 15 jenazah militan Palestina.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya diplomasi yang lebih luas. Sebelumnya, pada 29 September, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan rencana 20 poin untuk mengakhiri konflik di Gaza. Rencana itu menekankan gencatan senjata segera, pembebasan sandera dalam waktu 72 jam, serta restrukturisasi pemerintahan Gaza.
Dalam proposal tersebut, Hamas dan faksi-faksi lain diminta melepaskan peran politik mereka di Gaza. Pemerintahan wilayah itu nantinya akan dipercayakan kepada sebuah “komite teknokrat Palestina yang non-politik” di bawah pengawasan dewan internasional yang dipimpin Trump.
Trump juga mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani fase pertama kesepakatan damai pada Rabu (8/10). Kesepakatan itu mencakup pembebasan seluruh sandera oleh pihak Palestina, sementara Israel akan menarik pasukannya ke garis yang telah disepakati bersama.
Dengan adanya gencatan senjata ini, harapan baru muncul bagi terciptanya stabilitas di Gaza. Namun, implementasi kesepakatan masih akan diuji oleh dinamika politik dan keamanan di lapangan, termasuk komitmen kedua belah pihak untuk mematuhi perjanjian yang telah ditandatangani.
Tinggalkan Komentar
Komentar