periskop.id - Tim mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) berhasil menorehkan prestasi membanggakan setelah meraih Environmental and Social Innovation Award 2025. Mereka menciptakan produk gigi palsu ramah lingkungan bernama Polyshell Dent, yang dibuat dari limbah plastik dan cangkang kerang darah.

Penghargaan ini menjadi bukti bahwa inovasi berbasis sains dan teknologi mampu menjawab persoalan lingkungan sekaligus memberi manfaat praktis bagi dunia pendidikan. 

“Inovasi ini sebelumnya sudah diteliti dengan baik oleh Tim Odonto Polyshell 2024,” ujar Muhammad Dwi Haikal, salah seorang anggota tim dikutip dari Antara, Jumat (10/10).

Tim kreatif ini lahir dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) USU 2025. Mereka terdiri dari lintas fakultas: Haikal dari Kedokteran Gigi sebagai CEO, Aurora Graciella Br Lumantobing sebagai manajer riset dan pengembangan, Ferdy Salim Lubis dari Teknik sebagai manajer produk, Nathan Pratama Sihombing dari Ekonomi dan Bisnis sebagai manajer keuangan dan pemasaran, serta Viola Delviana Br Pakpahan dari MIPA. Mereka dibimbing oleh dosen FKG, drg. Kholidina Imanda Harahap, M.DSc.

Produk Polyshell Dent diciptakan untuk menggantikan model gigi pabrikan yang selama ini digunakan mahasiswa kedokteran gigi. Model lama kerap mudah rusak ketika dibor, sehingga tim USU mencari alternatif yang lebih kuat sekaligus ramah lingkungan. 

Kehadiran inovasi ini diharapkan mampu mengurangi timbunan sampah plastik dan limbah cangkang kerang yang banyak dihasilkan dari konsumsi kuliner masyarakat Medan.

Proses pembuatannya cukup detail. Kalsium karbonat dari cangkang kerang diekstraksi menggunakan asam asetat 8 persen, lalu dicampur dengan plastik PP. Campuran tersebut dipanaskan, diaduk hingga homogen, kemudian dituangkan ke cetakan berbahan dental stone dan elastomer. Setelah dipress, hasil cetakan digosok hingga halus sehingga menyerupai model gigi siap pakai.

Tak hanya itu, tim juga memastikan proses produksi tidak menimbulkan limbah baru. 

“Untuk sisa percetakan gigi, kami mendaur ulang kembali menjadi suvenir berbentuk rahang sehingga proses produksi Polyshell Dent tidak menghasilkan limbah industri,” jelas Haikal.

Saat ini, pemasaran Polyshell Dent masih difokuskan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa Kedokteran Gigi USU. Namun, tim juga mulai memperluas jangkauan dengan membuka penjualan melalui platform e-commerce. 

“Kami juga membuka penjualan melalui e-commerce yang bisa dilihat melalui akun Instagram resmi @polyshelldent.ppkmkusu,” tambahnya.