periskop.id - Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo memperkirakan kerusakan infrastruktur akibat gelombang unjuk rasa yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia mencapai hampir Rp900 miliar atau setara sekitar. Jawa Timur menjadi provinsi dengan kerugian terbesar.

“Dari perhitungan kami, total kerugian mencapai hampir Rp900 miliar,” ujar Dody di Jakarta, melansir Antara, Selasa (2/9).

Kerusakan tersebut meliputi berbagai fasilitas publik, mulai dari gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), gerbang tol, halte bus, hingga infrastruktur lain di sejumlah wilayah. Di Jawa Timur, kerugian terbesar disebabkan oleh aksi pembakaran yang meluas, termasuk pada Gedung Negara Grahadi yang berstatus cagar budaya, serta kantor DPRD Kota Kediri.

Dody juga menyoroti kerusakan parah di Makassar, Sulawesi Selatan, di mana kantor DPRD setempat dibakar pada 29 Agustus. 

“Kerugian terbesar ada di Jawa Timur dan Makassar,” tambahnya.

Sebagai langkah tanggap darurat, Kementerian Pekerjaan Umum telah menyiapkan dana khusus untuk memulai perbaikan infrastruktur yang terdampak. Dody menegaskan, anggaran ini tidak akan mengganggu prioritas nasional lainnya. 

“Kami menggunakan anggaran darurat dan internal. Ini bagian dari respons cepat kami,” katanya seraya menyebut langkah ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

Gelombang aksi ini dipicu oleh kematian Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek daring yang tewas tertabrak kendaraan lapis baja polisi saat unjuk rasa di Jakarta pada 28 Agustus. Peristiwa tersebut memicu demonstrasi di berbagai kota besar, termasuk Jakarta, Jawa Timur, dan Makassar.

Sejumlah aksi berujung ricuh, mengakibatkan kerusakan pada gedung pemerintahan, situs bersejarah, dan fasilitas transportasi umum.