periskop.id - Pemerintah Indonesia resmi menyiapkan lahan seluas 62,9 hektare di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, untuk pembangunan kawasan diplomatik. Area ini akan menjadi pusat aktivitas perwakilan negara sahabat di ibu kota baru.
Deputi Bidang Perencanaan dan Pertanahan Otorita IKN (OIKN), Mia Amalia, menjelaskan bahwa proyek ini tengah dikoordinasikan bersama Kementerian Luar Negeri.
“Kementerian Luar Negeri akan menyampaikan detail pengembangan kawasan ini kepada kedutaan besar negara-negara sahabat,” ujarnya dilansir dari Antara, Senin (6/10).
Mia menambahkan, kawasan diplomatik tersebut akan dilengkapi dengan hunian, sekolah, zona komersial, serta ruang terbuka hijau. Fasilitas itu dirancang untuk mendukung aktivitas diplomasi dalam suasana yang nyaman sekaligus berkelanjutan.
Kawasan ini nantinya akan menampung kedutaan besar dari berbagai negara mitra Indonesia. Proyek tersebut ditargetkan dapat mulai beroperasi pada tahun 2028, seiring dengan pengembangan tahap awal IKN.
Bangladesh menjadi salah satu negara pertama yang menyatakan dukungan penuh terhadap rencana ini. Duta Besar Bangladesh untuk Indonesia, Md Tarikul Islam, menegaskan kesiapan negaranya.
“Kedutaan kami siap untuk pindah ke Nusantara,” katanya.
Selain itu, Islam juga menyoroti peluang kerja sama baru antara Bangladesh dan Indonesia, khususnya di sektor pertanian dan agroindustri.
“Bangladesh memiliki pengalaman luas di bidang ini, dan kami ingin memperkuat kolaborasi dengan Indonesia,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan optimisme terhadap konsep pembangunan IKN yang mengusung gagasan forest city. Menurutnya, pendekatan tersebut sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan yang juga didorong oleh Bangladesh.
Dengan dukungan negara mitra seperti Bangladesh, kawasan diplomatik di IKN diharapkan tidak hanya menjadi pusat hubungan internasional, tetapi juga simbol keterbukaan Indonesia dalam membangun kerja sama global di ibu kota baru.
Tinggalkan Komentar
Komentar