Periskop.id - Kementerian Agama menekankan perlu ada ketentuan terkait standar bangunan, agar peristiwa gedung ambruk di Pesantren Al Khoziny tidak terjadi lagi di masa mendatang. Karena itu, hal ini akan dibahas bersama para pengasuh pesantren

"Terkait standar bangunan, itu akan kita bahas bersama dengan para kyai, gus, dan stakeholders pesantren," ujar Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Thobib Al Asyhar di Jakarta, Senin (6/10). 

Thobib mengatakan, peristiwa di Pesantren Al Khoziny mendapat perhatian serius dari Menteri Agama. Karenanya, Menag langsung melakukan tinjauan ke lapangan.

"Menag sudah berkunjung beberapa hari lalu. Menag melihat langsung sebagai upaya Kemenag memahami masalah dan berempati kepada para korban dan pesantren. Menag hadir untuk mengetahui dan melihat langsung apa yang terjadi di sana," kata Thobib.

Menurutnya, Menag menilai ada hal yang perlu diperbaiki di masa mendatang. Kejadian di Pesantren Al Khoziny menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk diambil hikmah sekaligus disusun upaya perbaikan dan pencegahan.

Kemenag, kata dia, berkepentingan melakukan perbaikan bersama pesantren untuk menjaga dan memastikan seluruh gedung bisa memberikan keamanan dan kenyamanan bagi santri. Kemenag akan mendiskusikannya bersama pimpinan pesantren, terkait prosedur pembangunan.

"Kami juga akan berkoordinasi dengan Kementerian PU (Pekerjaan Umum) dan pihak terkait untuk menyosialisasikan dan memberikan pengetahuan agar seluruh proses pembangunan ke depan sesuai standar," tuturnya. 

Hatus diakui, pesantren adalah lembaga khas Indonesia yang sejak lama berkontribusi dalam pengembangan ilmu, budaya, dan pembentukan karakter.

"Masyarakat tidak perlu khawatir memasukkan anaknya ke pesantren. Kami dari Kemenag akan terus mengawal hal ini agar masalah ini tidak terjadi di masa mendatang," ucapnya.

Cek Struktur Bangunan
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar segera mengecek struktur bangunan pondok-pondok pesantren di sejumlah daerah. Tindakan tersebut dilakukan menyusul tragedi ambruknya mushala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur.

"Saya akan mengecek secara seksama kondisi bangunan pondok pesantren dengan bantuan kementerian/lembaga terkait, agar tidak ada lagi peristiwa gedung roboh yang memakan korban jiwa," kata Menko PM Muhaimin Iskandar di Jakarta, Senin. 

Muhaimin Iskandar menuturkan, pihaknya akan melibatkan kementerian/lembaga terkait agar pengecekan dan perbaikan standar konstruksi bangunan publik bisa berjalan efektif dan cepat. Menurutnya, langkah ini sesuai arahan dari Presiden Prabowo Subianto yang ingin setiap santri yang belajar di pondok pesantren terjamin keselamatannya.

Terlebih, kata dia, terjaminnya keselamatan dan keamanan santri dalam menimba ilmu adalah salah satu faktor kunci, untuk mendorong terciptanya masyarakat yang berdaya dan mandiri.

"Pak Prabowo ingin setiap anak-anak bangsa yang menimba ilmu di pondok pesantren terjamin keamanan dan keselamatannya. Beliau menegaskan setiap anak-anak bangsa harus dijaga. Pondok pesantren sejak dahulu menjadi pelopor upaya pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu keamanan dan keselamatan santri wajib terjamin," bebernya. 

Ia menambahkan, pemerintah juga menjajaki mekanisme-mekanisme bantuan dalam pembangunan gedung pesantren untuk memastikan keamanan dan kekokohan gedung.

"Kami akan berkoordinasi dengan Kementerian PU (Pekerjaan Umum) untuk memberikan bantuan kepada pondok pesantren yang tengah membangun dan merenovasi gedung. Seperti, bantuan tenaga ahli teknik agar bangunannya terjamin aman dan kokoh," ucapnya.