periskop.id - PT PLN (Persero) memastikan seluruh jaringan kelistrikan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, telah beroperasi normal kembali pasca-bencana erupsi Gunung Semeru. Pemulihan infrastruktur ini menjamin kebutuhan energi masyarakat di wilayah terdampak kini dalam kondisi aman sepenuhnya.
"Pulihnya jaringan listrik bukan hanya soal teknis, tetapi bagian dari pemulihan kehidupan warga yang terdampak erupsi bencana Semeru," kata Kepala Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Jember Sendy Rudianto Minggu (23/11), seperti dilansir Antara.
Berdasarkan laporan teknis lapangan, seluruh jaringan listrik yang sempat lumpuh kini telah kembali normal 100% pada pukul 12.38 WIB.
Sendy menjelaskan kembalinya aliran listrik menjadi penopang vital bagi operasional posko pengungsian dan dapur umum.
Selain itu, fasilitas kesehatan, sarana komunikasi darurat, hingga layanan pemerintahan kini dapat beroperasi maksimal untuk menopang pemulihan ekonomi warga.
Fokus pemulihan terbesar berada di wilayah Unit Layanan Pelanggan (ULP) Tempeh yang menjadi titik paling terdampak.
PLN memastikan stabilitas kelistrikan di area tersebut kini sudah berada dalam status aman.
Langkah penguatan sistem distribusi juga terus dikebut guna mencegah potensi gangguan lanjutan. Hal ini krusial untuk mendukung mobilitas petugas penanganan bencana di lapangan.
Kerusakan infrastruktur akibat erupsi Rabu (19/11) lalu terbilang cukup parah. Awan panas guguran menyebabkan kerusakan struktural pada aset PLN.
Tercatat sebanyak 23 tiang tegangan menengah (TM) patah, dua tiang tegangan rendah (TR) rusak, dan satu penyulang GTT terdampak langsung.
Insiden ini sempat membuat 1.134 pelanggan mengalami pemadaman, namun PLN berhasil menjaga suplai listrik tetap aman bagi 33.362 pelanggan lainnya selama masa darurat.
Proses pemulihan total memakan waktu empat hari dengan tim teknis bekerja hampir tanpa jeda.
Tantangan di lapangan sangat berat karena lokasi kerusakan tertimbun material vulkanik erupsi.
Selain itu, titik perbaikan berada dalam zona merah hunian versi BPBD yang memiliki akses terbatas, sehingga keamanan personel menjadi prioritas mutlak.
Keberhasilan ini tidak lepas dari koordinasi solid antara PLN, BPBD, relawan, dan pemangku kepentingan wilayah setempat.
Tinggalkan Komentar
Komentar