periskop.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan peringatan serius mengenai potensi bahaya sekunder berupa aliran lahar di kawasan Gunung Semeru. Instrumen pemantau lembaga tersebut mendeteksi adanya aktivitas getaran banjir lahar di tengah status Awas (Level IV) yang masih berlaku.
"Getaran lahar terekam dua kali berturut-turut dengan durasi yang panjang, menunjukkan adanya aliran lahar di Besuk Koboan dan menimbulkan letusan sekunder," kata Kepala PVMBG Priatin Hadi Wijaya dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/11).
Priatin menjelaskan fenomena ini menambah kompleksitas ancaman dari gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
Selain erupsi magmatik, tumpukan material vulkanik di puncak sangat rentan berubah menjadi lahar dingin saat bercampur air hujan.
Jalur aliran Besuk Kobokan menjadi titik paling rawan terdampak fenomena ini.
Selain ancaman lahar, pemantauan visual pada 20 November juga merekam aktivitas guguran lava pijar.
Material pijar tersebut teramati meluncur sejauh 800 meter mengarah ke bukaan kawah di sektor tenggara.
Meski visual gunung kerap tertutup kabut tebal, data seismik mengonfirmasi aktivitas internal masih sangat intens.
"Dalam periode itu, jumlah gempa yang terekam mengindikasikan bahwa aktivitas kegempaan di Gunung Semeru masih tinggi," ungkap Priatin.
Gempa-gempa vulkanik ini menandakan suplai magma dari perut bumi terus bergerak naik ke permukaan.
Proses ini terjadi beriringan dengan pelepasan material melalui letusan maupun embusan asap.
Kombinasi antara suplai magma baru dan potensi bahaya lahar membuat PVMBG belum menurunkan status gunung.
Evaluasi menyeluruh menyimpulkan aktivitas vulkanik Semeru belum menunjukkan tanda-tanda penurunan signifikan.
"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, aktivitas Gunung Semeru masih tinggi... ditetapkan pada level IV," tegasnya.
Sebagai informasi, Semeru mengalami erupsi besar pada Rabu (19/11) lalu.
Saat itu, awan panas guguran meluncur sejauh 13,8 kilometer dengan durasi gempa yang sangat panjang, mencapai sekitar 4 jam.
Tinggalkan Komentar
Komentar