Periskop.id - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta kendaraan yang menuju wilayah Jawa Tengah (Jateng), tidak masuk Kota Yogyakarta saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Hal ini untuk menghindari kepadatan arus lalu lintas di momen liburan tersebut.
"Kalau mereka memang maunya ke Purworejo (Jawa Tengah), maunya ke Semarang, lewat Magelang, ya jangan masuk kota Yogyakarta. Jangan masuk Ring Road," kata Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (11/12).
Menurut Sultan, setiap momen libur akhir tahun DIY selalu menghadapi kepadatan arus kendaraan, khususnya di pintu masuk sisi timur dari arah Solo, Jawa Tengah. Karena itu, pengaturan arus kendaraan akan dilakukan mulai dari kawasan Prambanan agar beban lalu lintas yang meningkat tidak menumpuk di Kota Yogyakarta.
Kendaraan yang hendak menuju Purworejo, menurut Sultan, sebaiknya diarahkan melalui Piyungan, Bantul. Sedangkan yang menuju Semarang atau Magelang dapat mengambil jalur ke arah Tempel, tanpa melewati Ring Road maupun pusat kota.
Terlalu Padat
Menurut Sultan, kondisi Jalan Solo dan Ring Road sudah terlalu padat sehingga pengendalian harus dilakukan lebih awal. Jalur alternatif seperti jalan inspeksi Selokan Mataram, sebelumnya telah dibenahi bersama Pemkab Sleman untuk menambah ruang gerak kendaraan, meski kini jalur itu juga mulai dipadati.
"Sehingga terpaksa kami mengubah di tengah itu, jalan inspeksi saluran air, Selokan Mataram akhirnya kita benahi dengan Sleman untuk bisa kendaraan bisa keluar masuk situ," ujar Sultan.
Sultan menambahkan, pemantauan arus kini ditunjang oleh CCTV di berbagai persimpangan. Sehingga durasi lampu lalu lintas dapat menyesuaikan kondisi lapangan.
Meski begitu, ia menilai langkah teknis tersebut tetap harus diimbangi dengan pengalihan kendaraan luar daerah agar pusat kota tidak macet total. Ia juga meminta agar petunjuk jalan dipasang dengan jelas untuk memandu pengendara dari luar daerah.
Menurut Sultan, tanpa penunjuk arah yang memadai, kelancaran arus kendaraan bisa terganggu. "Karena belum tentu yang dari luar Yogyakarta hafal jalannya," imbuhnya.
Ia berharap arus lalu lintas tetap bergerak meskipun dengan kecepatan rendah, agar kemacetan tidak mengunci ruas-ruas utama di Kota Yogyakarta. "Biarpun jalan itu pelan, 30 per kilometer atau 40, tapi jalan bukan 'stuck' (tersendat)," ujar Sultan.
Sementara itu, Kepala Dishub DIY Chrestina Erni Widyastuti memperkirakan jumlah kendaraan yang masuk wilayah DIY pada periode libur Nataru tahun ini bakal melampaui capaian tahun sebelumnya. "Dievaluasi nanti akan lebih dari tahun kemarin. Kalau di tahun 2024 itu sekitar 4 jutaan," kata Erni.
Tinggalkan Komentar
Komentar