periskop.id - Sekretaris Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN) Ermia Sofiyessi menjelaskan pihaknya tengah mengambil langkah-langkah serius untuk meneliti dugaan kandungan minyak babi pada ompreng program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui kerja sama dengan berbagai lembaga terkait, termasuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Terkait food tray (ompreng) yang (diduga) mengandung lemak babi, itu kita sudah mengambil langkah-langkah. Kepala BGN sudah mengambil langkah-langkah dan menginstruksikan kepada kita semua untuk bersama-sama meneliti ini semua karena memang merupakan hajat hidup orang banyak,” ujar Ermia Sofiyessi di Jakarta, Senin (8/9).
Ermia menegaskan bahwa BGN sebenarnya telah memiliki standar material untuk ompreng tersebut, yaitu menggunakan stainless steel tipe 201 atau 304.
Material ini, menurutnya, mengandung komponen seperti besi, kromium, dan nikel dalam kadar yang aman untuk peralatan makan sehari-hari.
“BGN kan sudah menetapkan bahwa stainless steel-nya harus 304 atau 201, tetapi selama ini yang langsung food grade (aman ketika bersentuhan langsung dengan makanan) itu 304,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menguraikan bahwa prioritas pengadaan ompreng MBG saat ini adalah produk dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 40%.
Kebijakan impor hanya akan ditempuh untuk menutupi kekurangan pasokan domestik, bukan untuk keseluruhan kebutuhan.
Secara terpisah, Kepala BGN Dadan Hindayana memberikan jaminan bahwa seluruh ompreng program MBG akan diganti jika hasil pemeriksaan membuktikan adanya kandungan minyak babi. Produk yang menjadi sorotan tersebut merupakan produk impor dari Chaoshan, China.
"Ya tentu saja (diganti semua). Begini, kita kan harus check and recheck, benar atau tidak ya kan. Sejauh ini kan semua sudah digunakan," kata Dadan.
Ia menambahkan, proses penelusuran kandungan minyak hewani pada ompreng tersebut saat ini melibatkan sinergi antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, serta BPOM untuk memastikan hasilnya akurat.
Untuk perbaikan tata kelola dan pencegahan insiden di masa depan, Ermia menyebut BGN telah aktif melakukan sosialisasi bersama para mitra, seperti Gabungan Pengusaha Dapur Makan Bergizi Indonesia (Gapembi), yang menjadi wadah bagi yayasan pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Tinggalkan Komentar
Komentar