Periskop.id – Bagi banyak pelari, mempersiapkan diri untuk sebuah lomba lari besar—entah itu 5K, 10K, atau bahkan marathon—adalah sebuah ritual. Mulai dari latihan intensif, mengatur pola makan, hingga menyiapkan outfit terbaik. Seringkali, godaan terbesar adalah membeli sepatu baru yang berkilauan dengan teknologi terkini, dengan harapan bisa mendongkrak performa di hari H.

Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan ini justru bisa menjadi bumerang? Alih-alih berlari lebih cepat, menggunakan sepatu baru di hari perlombaan justru membuka pintu bagi berbagai masalah, mulai dari lecet yang menyakitkan hingga cedera serius.

Menurut Dokter Subspesialis Kedokteran Olahraga dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Dr. dr. Listya Tresnanti Mirtha, Sp.KO., Subsp.APK(K), MARS, anggapan bahwa sepatu anyar akan memaksimalkan performa adalah mitos yang perlu diluruskan. Berdasarkan data dan fakta medis, ada alasan kuat mengapa Anda harus berpikir dua kali sebelum memamerkan sepatu lari kinclong Anda di garis start.

Berikut adalah lima alasan utama mengapa memakai sepatu baru saat lomba lari adalah sebuah kesalahan fatal.

1. Sepatu Baru Belum "Berkenalan" dengan Kaki Anda

Setiap kaki memiliki bentuk yang unik—lekukan, lebar, dan titik tumpu yang berbeda. Sepatu baru masih dalam kondisi kaku dan belum beradaptasi dengan kontur spesifik kaki Anda. Proses adaptasi ini, atau yang sering disebut break-in, membutuhkan waktu dan jarak tempuh.

Dr. Listya menekankan pentingnya menggunakan sepatu yang sudah teruji selama latihan.

“Berlari itu kan bukan kayak pesta atau fashion show yang justru pada saat hari H, biasanya kan kita pakai yang paling baru, justru nggak boleh. Yang dipakai pada saat latihan lah yang harus dipakai ketika hari H-nya itu,” tegasnya.

Sepatu latihan Anda sudah "mengenal" setiap lekuk kaki, memberikan dukungan yang pas, dan meminimalkan gesekan. Sementara itu, sepatu baru ibarat orang asing bagi kaki Anda, yang potensial menimbulkan konflik di sepanjang lintasan lari.

2. Risiko Cedera yang Jauh Lebih Tinggi

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak kasus lecet (blister), kuku menghitam, hingga nyeri otot dan sendi pada saat lomba disebabkan oleh penggunaan sepatu yang belum teruji. Material sepatu baru yang masih keras dapat menciptakan titik-titik tekanan dan gesekan abnormal pada kaki.

“Biasanya untuk persiapan event-event lari, nggak disarankan ganti sepatu paling tidak 3-4 bulan sebelum hari H. Jadi kalau memang mau ganti, itu dipakai latihan,” tambah Dr. Listya.

Saran ini didasarkan pada fakta bahwa kaki dan sepatu memerlukan waktu berbulan-bulan untuk mencapai harmoni. Mengabaikannya sama saja dengan berjudi dengan kesehatan kaki Anda.

3. Fokus Terganggu, Performa pun Menurun

Bayangkan Anda sedang berlari di kilometer kelima dan mulai merasakan perih di bagian tumit atau jari kaki. Seketika, fokus Anda yang tadinya tertuju pada ritme napas dan kecepatan lari, kini beralih pada rasa sakit.

Ketidaknyamanan kecil akibat sepatu baru dapat menjadi distraksi besar yang menguras energi mental. Alih-alih menikmati jalannya lomba, Anda justru sibuk menahan sakit. Hasilnya? Performa lari sudah pasti tidak akan maksimal, dan target waktu yang Anda impikan bisa jadi ambyar.

4. Mengorbankan Fungsi Demi Gaya

Tidak bisa dipungkiri, model dan warna sepatu baru memang menggoda. Banyak pelari terjebak dalam pemikiran bahwa tampil keren di hari lomba adalah bagian dari pengalaman. Padahal, dalam lomba lari ketahanan, fungsi dan kenyamanan adalah raja.

Sepatu yang sudah terbukti nyaman selama puluhan kilometer sesi latihan adalah aset terbesar Anda. Sepatu tersebut telah membuktikan kemampuannya dalam menopang kaki, meredam benturan, dan menjaga stabilitas. Menggantinya dengan sepatu baru yang belum teruji hanya demi penampilan adalah keputusan yang tidak bijaksana.

5. Setiap Sepatu Punya Karakter Berbeda

Meskipun Anda membeli model dan merek yang sama persis dengan sepatu lama, sepatu baru tetaplah unit yang berbeda. Proses produksi di pabrik bisa menghasilkan sedikit perbedaan yang mungkin tidak kasat mata, namun bisa dirasakan oleh kaki Anda setelah berlari beberapa kilometer.

Oleh karena itu, proses break-in tetap wajib dilakukan. Gunakan sepatu baru Anda secara bertahap:

  • Sesi 1-3: Gunakan untuk lari santai berjarak pendek (3-5 km).
  • Sesi Berikutnya: Tingkatkan jarak secara bertahap, termasuk untuk sesi lari jarak jauh (long run).

Dengan cara ini, Anda memberikan kesempatan bagi sepatu untuk melunak dan menyesuaikan diri, sekaligus memberi waktu bagi kaki untuk beradaptasi dengan "karakter" sepatu tersebut.