periskop.id - Program Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 33 di Kota Tangerang Selatan batal beroperasi pada Rabu, menyusul belum rampungnya proses renovasi fasilitas di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Jelupang, Serpong Utara.
Gedung yang dirancang menjadi pusat kegiatan pendidikan ini masih dalam tahap pengerjaan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Republik Indonesia. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten, Dicky Hardiana, mengonfirmasi keputusan tersebut.
“Iya batal (beroperasi) pada Juli ini, jadi kita menunggu semua informasi dari Kemensos,” ujarnya seperti dikutip dari Antara, Rabu (29/7).
Menurutnya, renovasi fasilitas tidak hanya terjadi di Tangerang Selatan, tetapi juga di sejumlah daerah lainnya yang tergabung dalam program pendidikan ini. Dicky juga menjelaskan bahwa pihaknya belum bisa memastikan kapan kegiatan belajar akan dimulai, karena koordinasi masih berjalan antara Kementerian Sosial dan Kementerian PU.
“Hampir semua daerah juga yang 1 B ini sedang direnovasi oleh Kementerian PU. Jadi mereka nanti berkoordinasi dengan PU kapan kesiapannya,” ungkapnya.
Meski demikian, Pemprov Banten disebut telah siap menjalankan program Sekolah Rakyat. Dicky mengatakan bahwa para calon siswa sudah terverifikasi dan siap belajar.
“Calon siswa saat ini sudah kita proses, kita terima, saat ini mereka masih berada di rumah masing-masing menunggu panggilan dari Kemensos untuk masuk asrama,” jelasnya.
Tercatat sebanyak 150 siswa telah mendaftar untuk mengikuti program ini, yang berasal dari berbagai wilayah di Banten. Di antaranya, 26 anak asal Pandeglang, 19 dari Kabupaten Serang, 33 dari Kabupaten Tangerang, 20 dari Kota Cilegon, 19 dari Kota Tangerang, dan 19 dari Kota Tangerang Selatan. Para siswa ini akan masuk asrama begitu renovasi rampung dan kegiatan pendidikan dimulai.
Progres renovasi di lokasi SRMA 33 Tangerang Selatan saat ini baru mencapai sekitar 80%. Pantauan di lapangan menunjukkan empat bangunan bertingkat yang masing-masing memiliki tiga lantai dan 24 kamar per gedung, masih dalam pengerjaan oleh tim konstruksi.
Fasilitas ini ditargetkan selesai dan siap beroperasi pada awal Agustus 2025, dengan catatan kesiapan Kemensos di seluruh wilayah sudah terpenuhi.
“Rencananya sih Agustus selesai, targetnya. Ya, awal Agustus. Tapi kan kesiapannya Kemensos melihat seluruh Indonesia seperti apa,” pungkas Dicky.
Harapan besar disematkan pada program pendidikan gratis ini agar segera dapat menjadi sarana peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera.
Tinggalkan Komentar
Komentar