periskop.id - Nilai tukar rupiah pada Jumat (22/8) dibuka melemah terhadap dolar AS. Menurut Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, depresiasi ini dipicu oleh serangkaian data ekonomi Amerika Serikat yang menunjukkan ketahanan dan pertumbuhan yang solid.
Pada pembukaan perdagangan, nilai tukar rupiah tercatat melemah 51 poin, menjadi Rp16.339 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.288 per dolar AS.
"S&P Manufacturing PMI (Purchasing Managers' Index) menunjukkan peningkatan signifikan ke level 53,3 pada Agustus 2025, jauh melampaui ekspektasi pasar dan mencatat level tertinggi sejak Mei 2022," ujar Josua kepada Antara, Jumat (22/8).
Kenaikan ini mencerminkan penguatan pesanan baru dan perbaikan kondisi sektor manufaktur setelah sempat melambat. Sementara itu, di sektor jasa, meski S&P Services PMI sedikit turun menjadi 55,4 pada Agustus 2025, angkanya tetap jauh di atas konsensus pasar, mengindikasikan sektor ini masih tumbuh kuat.
Selain itu, data penjualan rumah yang sudah ada (existing home sales) di AS juga naik sebesar 2% month-to-month (MoM) pada Juli 2025, melampaui proyeksi pasar dan mencatat kenaikan terbesar dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini, ditambah dengan biaya input yang tinggi, mendorong perusahaan menaikkan harga jual, sejalan dengan tekanan inflasi yang tercermin dalam survei The Philadelphia Fed.
Sentimen dari Dalam dan Luar Negeri
Dari dalam negeri, tekanan terhadap rupiah datang dari rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II 2025 oleh Bank Indonesia (BI). NPI mencatat defisit sebesar 6,74 miliar dolar AS, meningkat tajam dibandingkan defisit 0,79 miliar dolar AS pada kuartal sebelumnya.
Menurut Josua, pelebaran defisit ini disebabkan oleh memburuknya neraca transaksi berjalan dan transaksi finansial. "Pemicunya adalah meningkatnya ketidakpastian global akibat perang dagang dan eskalasi ketegangan geopolitik," jelasnya. Defisit transaksi berjalan melebar menjadi -0,84% dari PDB pada kuartal II 2025, dibandingkan -0,07% dari PDB pada kuartal I 2025.
Tekanan global juga meningkat menjelang simposium tahunan Jackson Hole yang diselenggarakan oleh The Fed, di mana pasar menanti petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga AS ke depan.
Mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Josua memperkirakan pergerakan rupiah hari ini berada dalam kisaran Rp16.225 hingga Rp16.375 per dolar AS.
Tinggalkan Komentar
Komentar