periskop.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan kesiapannya untuk memberikan insentif perpajakan bagi industri pasar modal Indonesia. 

Namun, ia menetapkan syarat utama agar para pemangku kepentingan terlebih dahulu membereskan transaksi tidak wajar dan melindungi investor.

Penegasan itu disampaikannya sebagai respons atas permintaan insentif dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam acara "Dialog Pelaku Pasar Modal Bersama Menteri Keuangan RI" di Jakarta, Kamis (9/10).

“Tadi direktur bursa minta insentif terus, yang belum tentu saya kasih. Jadi saya bilang akan saya beri insentif kalau anda sudah merapikan perilaku investor di pasar modal. Artinya goreng-gorengan dikendalikan, supaya investor kecil terlindungi, baru saya pikir insentifnya,” ujar Purbaya.

Sebelum memberikan insentif eksternal, Purbaya menegaskan fokusnya pada pembenahan internal di Kementerian Keuangan, khususnya menertibkan oknum pegawai di Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

“Kalau saya bisa merapikan pegawai pajak sehingga gak macam-macam lagi ke depan, harusnya concern mereka udah hilang. Tapi kalau saya sudah merapikan, masih ada masalah lagi, dia bisa menghadap saya lagi, saya lihat insentif apa yang cocok,” jelasnya.

Lebih lanjut, Purbaya menjelaskan bahwa tujuan utama dari setiap kebijakan fiskal adalah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, kondisi pasar saham yang positif merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap masa depan ekonomi negara.

“Otomatis kalau ekonominya bagus, pasar saham naik, jadi pergerakan di pasar saham menggambarkan ekspektasi investor untuk ke depannya kita seperti apa,” kata Purbaya.

Ia juga menyinggung kebijakan pengalihan likuiditas senilai Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke Himbara. Ia optimistis dampak positif dari kebijakan tersebut akan segera terasa dan meyakinkan investor bahwa perbaikan ekonomi bersifat struktural.

“Kan likuiditas baru kurang dari satu bulan jalan, gak mungkin tiba-tiba lari. Tapi, mereka bisa hitung ke depan akan seperti apa ekonominya,” tambahnya.

Acara dialog tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting di sektor keuangan, termasuk Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi, serta Direktur Utama BEI Iman Rachman beserta jajarannya.