Periskop.id - Di dunia kerja yang serba cepat dan penuh tekanan, kopi telah menjadi lebih dari sekadar minuman; ia adalah bahan bakar vital. Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Pressat pada 2025 terhadap 20.000 pekerja dari berbagai bidang mengungkap fakta menarik bahwa ada profesi-profesi tertentu yang secara signifikan lebih bergantung pada kafein untuk bertahan sepanjang hari kerja, dan puncaknya diduduki oleh jurnalis dan staf media.
Data yang dikumpulkan sebagai bagian dari survei tahunan kedua Pressat ini menyoroti bagaimana tuntutan kerja tinggi secara langsung berbanding lurus dengan konsumsi kafein.
Jurnalis Jadi Raja Kopi
Jurnalis dan staf media menempati posisi teratas dalam daftar profesi peminum kopi terbanyak, dengan rata-rata konsumsi mencapai 3,62 cangkir per hari. Angka ini mencerminkan ritme kerja yang tidak menentu dan kebutuhan untuk selalu siaga dalam menyajikan berita.
Tepat di bawahnya, tenaga kesehatan, termasuk dokter dan perawat, melaporkan rata-rata 3,60 cangkir per hari. Lonjakan ini disoroti oleh Pressat sebagai refleksi dari beban kerja dan jam kerja panjang yang sangat ekstrem.
Max Forrest dari Pressat mengakui bahwa hasil ini tidak mengejutkan, terutama setelah tekanan global beberapa tahun terakhir.
“Jurnalis tetap di posisi teratas, sementara tenaga kesehatan naik dari peringkat kelima ke posisi kedua. Hasil ini tidak mengejutkan, terutama mengingat wabah COVID-19 dan pemangkasan anggaran layanan kesehatan. Kami memang memperkirakan mereka yang bekerja di garis depan—seperti dokter, perawat, dan staf medis—akan berada di posisi atas, tapi jurnalis tetap menjadi raja dan ratu kopi, bergetar karena kafein di posisi pertama,” jelasnya.
Profesi lain yang juga sangat bergantung pada kafein adalah petugas polisi dengan 2,52 cangkir/hari, disusul pengemudi dan guru/pendidik yang masing-masing 2,50 cangkir/hari, serta eksekutif perusahaan dengan 2,40 cangkir/hari.
Marketer Paling Boros, Polisi Paling Suka Non-Dairy
Meskipun jurnalis mendominasi dalam jumlah cangkir, kelompok profesional lain memimpin dalam hal pengeluaran. Profesional pemasaran justru menjadi kelompok yang menghabiskan uang paling besar untuk kopi, dengan rata-rata pengeluaran mencapai €13,27 per minggu. Mereka diikuti oleh profesional periklanan (€12,98), teknisi listrik (€12,96), dan petugas polisi (€12,88).
Survei ini juga mengungkap tren pola makan yang meluas, yaitu penggunaan alternatif susu nabati (non-dairy) dalam kopi. Uniknya, tren ini populer di kalangan profesi yang kental dengan citra tradisional, di antaranya:
- Petugas polisi (21,99%)
- Eksekutif perusahaan (21,98%)
- Tukang ledeng/pekerja lapangan (20,93%)
Perubahan ini menunjukkan bahwa alternatif nabati, seperti susu oat, kini tidak lagi terbatas pada industri yang sadar kesehatan atau kreatif, tetapi mulai menjangkau berbagai profesi, mencerminkan tren pola makan yang lebih luas dan meningkatnya kesadaran terhadap lingkungan serta kesehatan.
Fakta Kafein dan Kesehatan
Fenomena konsumsi kopi yang tinggi ini menimbulkan pertanyaan tentang keamanan dan batas aman. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) menyatakan bahwa konsumsi 400 miligram kafein per hari, yang setara dengan 4–5 cangkir kopi, umumnya aman bagi kebanyakan orang, dengan Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) memiliki kesimpulan serupa.
Fakta bahwa 20,32% responden mengaku merasakan efek signifikan ketika mereka melewatkan asupan kopi rutinnya menggarisbawahi betapa kafein telah terintegrasi sebagai kebutuhan fungsional dalam lingkungan kerja modern, terutama bagi mereka yang berada di garis depan tekanan dan jam kerja tinggi.
Berikut adalah ringkasan profesi peminum kopi terbanyak:
| Profesi | Rata-rata Cangkir Kopi per Hari |
|---|---|
| Jurnalis / Staf Media | 3,62 |
| Tenaga Kesehatan | 3,60 |
| Polisi / Penegak Hukum | 2,52 |
| Sopir | 2,50 |
| Guru / Pendidik | 2,50 |
| Eksekutif Perusahaan | 2,40 |
| Staf IT / Dukungan Teknis | 2,39 |
Tinggalkan Komentar
Komentar