Periskop.id - Indonesia, sebagai negara dengan konsumsi beras tertinggi di dunia, berhasil mencatatkan surplus produksi signifikan pada tiga kuartal pertama tahun 2025. Data yang diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa secara akumulatif hingga September 2025, rasio Pemenuhan (produksi dibagi konsumsi) beras nasional mencapai 170,1%, menandakan surplus produksi sekitar 70%.
Total produksi beras Indonesia dalam sembilan bulan pertama 2025 (Januari–September) mencapai 28,69 juta ton, jauh melampaui total konsumsi yang diperkirakan sebesar 16,87 juta ton.
Musim Panen Raya Jadi Penentu Utama Surplus
Analisis bulanan menunjukkan bahwa lonjakan pemenuhan terjadi seiring dengan musim panen raya yang biasa berlangsung jelang dan pada kuartal II, yakni Maret dan April 2025.
Tren bulanan memperlihatkan bahwa puncak produksi terjadi pada dua bulan tersebut, masing-masing mencapai 5,23 juta ton. Pada dua bulan tersebut, tingkat pemenuhan kebutuhan nasional melonjak tajam hingga 273,% dan 282,3%, seiring berlangsungnya musim panen raya di sentra produksi utama seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Adapun rincian produksi dan konsumsi beras Indonesia hingga September 2025 yakni sebagai berikut:
| Bulan | Produksi Beras (Ton) | Konsumsi Beras (Ton) | Rasio Pemenuhan |
|---|---|---|---|
| Jan 25 | 1.264.857 | 1.915.939 | 66,0% |
| Feb 25 | 2.281.004 | 1.730.526 | 131,8% |
| Mar 25 | 5.230.197 | 1.915.939 | 273,0% |
| Apr 25 | 5.233.581 | 1.854.135 | 282,3% |
| Mei 25 | 2.936.534 | 1.915.939 | 153,3% |
| Jun 25 | 2.313.807 | 1.854.135 | 124,8% |
| Jul 25 | 2.766.326 | 1.915.939 | 144,4% |
| Agu 25 | 3.240.431 | 1.915.939 | 169,1% |
| Sep 25 | 3.428.766 | 1.854.135 | 184,9% |
| Jumlah | 28.695.503 | 16.872.625 | 170,1% |
Anomali Kritis: Defisit Awal Tahun
Meskipun data kumulatif menunjukkan surplus besar, analisis bulanan juga menyoroti titik kritis pada awal tahun. Pada Januari 2025, produksi beras hanya mampu memenuhi 66,0% dari total kebutuhan konsumsi.
Hal ini mengindikasikan bahwa pada bulan-bulan paceklik (sebelum panen raya), Indonesia sangat bergantung pada stok akhir tahun sebelumnya, cadangan beras pemerintah, dan impor untuk menambal defisit bulanan.
Perhitungan Konsumsi Mengacu Populasi dan Kebiasaan
Angka konsumsi dalam tabel ini didasarkan pada asumsi perhitungan yang dikembangkan dari data BPS.
Jumlah konsumsi agregat Januari hingga September 2025, diperoleh dari mengalikan rata-rata konsumsi beras per kapita per minggu adalah 1,52 Kg pada 2024 dengan jumlah penduduk pertengah tahun 2025 sebesar 284,43 juta.
Dengan tingkat konsumsi per kapita dan populasi sebesar itu, kebutuhan konsumsi beras bulanan Indonesia diperkirakan sekitar 1,8 juta ton untuk bulan 30 hari dan 1,9 juta ton untuk 31 hari.
Meskipun secara keseluruhan neraca hingga September 2025 aman dengan surplus, defisit di awal tahun menunjukkan bahwa strategi manajemen stok dan perencanaan impor di bulan-bulan kritis (Januari–Februari) tetap menjadi kunci untuk menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional.
Tinggalkan Komentar
Komentar