periskop.id - Dengan memahami cara kerja saham, kamu bisa membuka peluang besar untuk mengelola dan mengembangkan aset dengan lebih cerdas. Investasi saham bukan hanya soal membeli dan menjual lembar kepemilikan perusahaan, tapi juga tentang belajar membaca peluang, memahami risiko, dan membangun strategi keuangan jangka panjang. 

Saat kamu tahu bagaimana saham bekerja, kamu dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak, meraih potensi keuntungan yang lebih besar, serta menyiapkan jalan menuju kebebasan finansial di masa depan.

Kenapa Perlu Paham Cara Kerja Saham

Penting untuk memahami cara kerja saham agar kamu tahu bagaimana uangmu berkembang dan risiko apa saja yang mungkin terjadi. Dengan memahami dasar-dasarnya, kamu bisa mengambil keputusan investasi yang lebih bijak, tidak mudah panik saat harga turun, dan tahu kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham. Selain itu, pemahaman yang baik juga membantu kamu memilih perusahaan yang potensial dan mengelola portofolio investasi dengan lebih aman dan menguntungkan.

Apa Itu Saham dan Bagaimana Nilainya Terbentuk

Saham itu seperti “tanda ikut memiliki” sebuah perusahaan. Jadi, kalau kamu membeli saham, berarti kamu punya bagian kecil dari perusahaan itu. Kamu bisa untung kalau harga saham naik (capital gain) atau saat perusahaan membagikan laba ke pemegang saham (dividen). 

Secara umum, siapapun bisa punya saham baik individu, perusahaan, lembaga keuangan, bahkan pemerintah. Tapi, semua harus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perusahaan sekuritas tempat mereka membeli saham.

Perusahaan yang menjual saham biasanya memakai uang dari hasil penjualan itu untuk mengembangkan usaha atau membayar hutang. Harga saham bisa naik turun setiap hari tergantung pada banyaknya orang yang mau beli atau jual. Kalau banyak yang ingin membeli, harga saham naik, tapi kalau banyak yang menjual, harganya turun.

Tapi perlu kamu ketahui, investasi saham juga ada resikonya. Harga saham bisa naik dan turun dengan cepat, jadi perlu benar-benar paham risikonya dulu sebelum mulai investasi. Tidak semua saham bisa dijual dengan cepat, apalagi jika peminatnya sedikit.

Kinerja perusahaan yang buruk atau kebangkrutan juga bisa membuat harga saham turun drastis. Selain itu, kondisi ekonomi dan politik seperti inflasi atau perubahan aturan pemerintah dapat mempengaruhi pasar saham. Risiko lain datang dari sisi psikologis, karena keputusan tergesa-gesa saat harga turun sering membuat investor rugi.

Cara Kerja Saham Secara Umum

Cara kerja saham dimulai saat seseorang membeli sebagian kecil kepemilikan sebuah perusahaan melalui lembar saham. Dengan memiliki saham, kamu ikut menjadi pemilik perusahaan dan bisa mendapatkan keuntungan dari dividen atau selisih harga jual dan beli (capital gain). 

Nilai saham bisa naik atau turun tergantung pada kondisi perusahaan, keuangan, dan situasi pasar. Investor bebas menjual sahamnya kapan saja, dan keuntungan atau kerugian ditentukan dari perbedaan harga saat membeli dan menjual.

Cara Kerja Keuntungan dan Risiko dalam Saham

 

Potensi keuntungan dari investasi saham bisa diperoleh dari dua sumber utama:

  1. Capital Gain: merupakan keuntungan yang didapat dari selisih antara jual dan harga beli saham. Contohnya, jika kamu membeli saham seharga Rp 1.000 per lembar dan menjual di harga Rp 1.500, maka keuntungan yang kamu peroleh adalah Rp 500 per lembar.
  2. Dividen: pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham. Namun, tidak semua perusahaan membagikan dividen, karena ada yang memilih untuk menggunakan kembali keuntungan tersebut sebagai modal pengembangan bisnis.

 

Meskipun investasi saham menawarkan peluang keuntungan besar, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan:

  1. Tidak semua saham memberikan Dividen: beberapa perusahaan, terutama yang masih dalam tahap pengembangan, mungkin tidak membagikan dividen karena memilih untuk menggunakan keuntungannya guna memperluas bisnis.
  2. Risiko kehilangan modal: tidak ada jaminan keuntungan dalam investasi saham. Jika harga saham turun di bawah harga saat kamu membelinya, kamu bisa mengalami kerugian.
  3. Volatilitas harga: harga saham bisa berubah ubah dengan cepat dalam waktu singkat. Pergerakan dipengaruhi oleh banyak hal, seperti kondisi ekonomi, kinerja perusahaan, dan sentimen pasar.

 

Cara Membeli dan Menjual Saham di Indonesia

Untuk melakukan pembelian saham hal pertama yang harus kamu tahu adalah memilih broker saham yang resmi dan telah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Broker memiliki peran sebagai perantara yang membantu kamu melakukan jual beli saham di pasar modal. Lalu, buka rekening efek untuk menyimpan saham dan lakukan setoran dana. 

Setelah itu, pilih saham yang ingin dibeli dengan riset sederhana tentang perusahaan dan harganya. Masukkan order pembelian lewat aplikasi broker, lalu tunggu konfirmasi. Jika transaksi berhasil, saham akan tercatat di rekening efek kamu. Jangan lupa untuk memantau dan evaluasi investasi secara berkala.

Jika ingin menjual ke publik bisa melalui Initial Public Offering (IPO) yaitu ketika perusahaan mencari modal dengan menjual sebagian kepemilikan perusahaannya. Lalu saham bisa dibeli dan dijual lagi di pasar sekunder yang merupakan tempat para investor saling bertransaksi. Perdagangan saham ini berlangsung di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Harga saham akan ditentukan tergantung dengan penawaran dan permintaan, bila banyak yang ingin membeli maka harga saham akan naik dan sebaliknya bila banyak yang menjual maka harga saham akan turun.

 

Strategi Pemula untuk Memahami Cara Kerja Saham Lebih Dalam

  1. Pelajari dulu dasar-dasar investasi saham sebelum mulai. Pahami cara membaca grafik harga saham, menilai laporan keuangan perusahaan, dan mengenali risikonya. Kamu bisa belajar dari berbagai sumber edukasi online atau melalui platform investasi yang kamu gunakan.
  2. Pilihlah saham blue-chip, yaitu saham dari perusahaan besar yang punya reputasi bagus dan kinerja stabil. Saham jenis ini biasanya lebih aman untuk pemula karena mudah diperjualbelikan dan sudah terbiasa menghadapi fluktuasi pasar.
  3. Gunakan platform investasi yang lengkap dan mudah dipahami. Pilih platform yang tidak hanya menyediakan layanan jual beli saham, tapi juga memberikan informasi, edukasi, serta fitur analisis untuk membantu kamu berinvestasi lebih efektif. 
  4. Mulailah berinvestasi secara rutin untuk mengurangi risiko dan memanfaatkan konsep rata-rata biaya (dollar-cost averaging). Kamu bisa menyisihkan sebagian uang, untuk membeli saham secara berkala, misalnya setiap bulan. Meskipun masih pemula, sebaiknya fokus pada investasi jangka panjang. Artinya, tetap konsisten berinvestasi dan tidak panik saat harga saham turun. Dengan cara ini, kamu juga punya waktu untuk terus belajar dan memahami kinerja perusahaan tempat kamu berinvestasi.
  5. Terakhir, pahami pentingnya melakukan diversifikasi portofolio. Artinya, jangan menaruh seluruh dana pada satu jenis investasi saja. Kamu bisa membagi dana, misalnya ke beberapa instrumen investasi berbeda agar risiko keseluruhan dalam portofolio bisa lebih terkontrol dan stabil.