Periskop.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya menyoroti peningkatan tajam pada Indeks Kepercayaan Konsumen kepada Pemerintah (IKKP) sebagai bukti keberhasilan langkah strategis pemerintah dalam menyuntikkan likuiditas ke sistem keuangan. Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Kerja Komite IV DPD RI di Jakarta, Senin (3/11).

Purbaya mengakui bahwa pada September 2025, kekhawatiran masyarakat terhadap kondisi ekonomi sempat memuncak.

“Pada September dikhawatirkan dengan reaksi masyarakat yang nggak suka lah ke semuanya, ke pemerintah, ke kita ya, karena mereka merasa nggak ada harapan ke depan ekonominya,” ungkapnya.

Kekhawatiran tersebut tecermin dari data IKKP yang menurun. Namun, ia menegaskan bahwa kebijakan intervensi fiskal berupa penempatan dana sebesar Rp200 triliun ke Bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) telah memberikan hasil. Dana ini berasal dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah yang selama ini diparkir di Bank Indonesia.

“Tapi yang kita gelontorkan, sudah memberikan dampak positif ke masyarakat,” kata Purbaya.

IKKP Naik Setelah Injeksi Dana

Purbaya menjelaskan bahwa IKKP adalah indikator penting untuk mengukur pandangan publik terhadap pemerintah. IKKP sendiri merupakan indikator yang mengukur kemampuan pemerintah untuk menyediakan dan mengelola sarana umum yang nyaman serta kemampuan memberikan rasa aman dan menjaga ketertiban umum.

Ia menyoroti pergerakan indeks tersebut yang sempat anjlok.

“Anda lihat di bulan September, ini kan dari Juni, Juli, Agustus, September, turun dalam sekali karena masyarakat mulai merasakan tekanan dari perekonomian dan nggak tau ekonominya kemana,” kata Purbaya.

Namun, kondisi tersebut berbalik setelah dana Rp200 triliun diinjeksikan ke sistem perbankan untuk disalurkan sebagai kredit produktif, terutama ke sektor riil.

“Tapi begitu kita inject uang ke sistem dan suku bunga mulai turun, ... sehingga mereka mulai merasakan itu, dan di bulan Oktober itu sudah naik lagi ke 113,3 itu level yang aman,” jelas Purbaya.

Indeks Kepercayaan Konsumen kepada Pemerintah (IKKP), dengan tahun acuan 2003, memang menguat tajam pada Oktober 2025 menjadi 113,3 dari bulan sebelumnya yang tercatat hanya 101,5. Kenaikan drastis ini menunjukkan sentimen positif masyarakat kembali pulih.

Sebagai informasi, nilai IKKP yang berada di bawah 100 atau mendekati 100 dari atas menunjukkan kondisi yang perlu diwaspadai.

Menkeu meyakini, stabilitas yang tercipta berkat perbaikan ekspektasi ekonomi ini akan meredam gejolak sosial.

“Sehingga dengan seperti ini saya pikir, demo-demo akan jauh berkurang dan mereka akan lebih fokus untuk mungkin untuk mencari kerjaan atau melihat peluang-peluang yang timbul dari gerakan kita di bidang fiskal tadi,” jelas Purbaya.

Langkah penyaluran dana Rp200 triliun ini sebelumnya dilakukan melalui lima Bank Himbara, yakni BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI, dengan harapan dapat meningkatkan likuiditas perbankan dan mendorong suku bunga kredit turun.

Sampai dengan September 2025, dari total Rp200 triliun, Bank Himbara telah menyalurkan sebesar Rp112,4 triliun atau setara 56%. Adapun rincian serapan dana penempatan Rp200 triliun di berbagai Bank Himbara, yakni sebagai berikut:

BankJumlah Penempatan Dana (Rp T)Realisasi Penyaluran Kredit (Rp T)% Realisasi
Bank Mandiri5540,674
BRI5533,962
BNI5527,650
BTN254,819
BSI105,555
Total200112,456