periskop.id  - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan (month-to-month/mtm) pada Oktober 2025 mencapai 0,28%, naik dari 0,21% pada September.

Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi tercatat sebesar 2,86%.

Salah satu komoditas yang melonjak adalah di sektor pangan. Komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras, masing-masing mengalami inflasi 4,43% dan 1,13%. Keduanya menjadi komoditas penyumbang utama inflasi pangan pada Oktober 2025.

"Komoditas yang memberikan andil dalam peningkatan inflasi adalah telur ayam ras dengan andil inflasi 0,04 persen, dan daging ayam ras dengan andil inflasi 0,02 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Konferensi Pers BPS, Senin (3/11).

Pudji menjelaskan, kenaikan harga pada komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah meningkatnya permintaan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), pasar tradisional, pengecer, hingga pedagang besar.

"Program MBG yang berjalan selama beberapa bulan terakhir turut mendorong lonjakan permintaan terhadap telur ayam ras dan daging ayam ras,” ujar Pudji.

Selain faktor permintaan, lonjakan inflasi pada ayam dan telur juga dipicu oleh kenaikan biaya produksi. Seperti meningkatnya harga anak ayam umur sehari (Day Old Chick/DOC), harga ayam hidup (live bird), serta penyesuaian harga di sejumlah wilayah.

Meski demikian, Pudji menegaskan bahwa dampak inflasi akibat program MBG tidak dihitung secara spesifik dalam inflasi Divisi Perdagangan dan Stabilitas (DPS), sehingga pengaruh di tingkat daerah belum terlihat secara terperinci.

Secara historis, inflasi Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. Tahun ini menjadi kelima kalinya berturut-turut Oktober mencatat inflasi, setelah satu-satunya deflasi di Oktober 2022.

“Secara historis pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi. Tingkat inflasi yang terjadi pada Oktober 2025 merupakan inflasi tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021 hingga 2024," papar Pudji.