periskop.id - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat ekspor udang Indonesia tetap menunjukkan kinerja positif di tengah isu kontaminasi Cesium-137. Sepanjang Januari hingga September 2025, ekspor udang nasional tumbuh 17,5% secara tahunan (year-on-year).
Direktur Pemberdayaan Usaha Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Catur Sarwanto, mengungkapkan bahwa total nilai ekspor produk perikanan Indonesia pada periode tersebut mencapai USD4,52 miliar.
“Kalau dilihat dari datanya, ekspor udang kita masih meningkat meskipun sempat muncul isu kontaminasi. Ini menunjukkan kondisi yang berangsur pulih,” ujar Catur dalam konferensi pers di Gedung KKP, Jakarta, ditulis Jumat (7/11).
Amerika Serikat masih menjadi pasar utama ekspor udang Indonesia dengan pangsa pasar mencapai 63,1% atau senilai USD881,27 juta. Ia menjelaskan, udang tetap menjadi komoditas unggulan ekspor sektor perikanan Indonesia dengan nilai 1,39 miliar dolar AS. Selain tumbuh 17,5% secara tahunan, ekspor udang juga meningkat 16,6% secara bulanan.
"Ini menunjukkan bahwa terkait kondisi yang ada, kita sudah tepat memulihkan kondisi dengan adanya peningkatan ekspor sampai dengan Kuartal III ini. Bahkan ekspor di AS itu tumbuh 16,3 persen," ucapnya.
Secara keseluruhan, ekspor produk perikanan Indonesia ke AS tercatat naik 8,4% dibanding tahun sebelumnya. Komoditas utama yang diekspor meliputi udang, rajungan atau kepiting, tuna, cakalang, tongkol (TCT), tilapia, serta cumi, sotong, dan gurita (CSG). Nilai total ekspor ke AS mencapai 1,49 miliar dolar AS dengan pangsa pasar 33,1%.
Selain AS, Jepang menjadi pasar terbesar kedua dengan pangsa 16,5% atau senilai 230,86 juta dolar AS, tumbuh 8,1% dibanding tahun lalu. Sementara, China mencatat pertumbuhan ekspor udang sebesar 18,9% dengan nilai 74,34 juta dolar AS atau pangsa pasar 5,3%.
Adapun, ekspor ke Uni Eropa juga menunjukkan peningkatan signifikan, naik 57,5% menjadi 58 juta dolar AS dengan pangsa pasar 4,2%. Catur menegaskan, tren pertumbuhan ini menjadi bukti bahwa upaya pemulihan kepercayaan pasar internasional terhadap produk udang Indonesia berjalan efektif.
Tinggalkan Komentar
Komentar