periskop.id - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana membangun laboratorium khusus untuk mendeteksi kandungan radioaktif pada produk hasil laut. 

Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) KKP, Ishartini, mengatakan, pengembangan laboratorium tersebut merupakan langkah strategis pasca ditemukannya kontaminasi Cesium-137 pada produk udang Indonesia yang sempat memengaruhi ekspor ke Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

Laboratorium ini direncanakan akan dibangun di empat lokasi strategis.

“Laboratorium deteksi radioaktif akan kami bangun di empat titik, yaitu Cilangkap, Surabaya, Makassar, dan Medan. Saat ini kami masih menunggu kedatangan peralatan pendeteksi radioaktif yang telah kami pesan,” ujar Ishartini dalam konferensi pers di Kantor KKP, Jakarta, Kamis (6/11).

Menurutnya, fasilitas di Cilangkap akan menjadi yang pertama beroperasi. 

“Lab di Cilangkap sebenarnya sudah ada, hanya belum dilengkapi dengan alat pendeteksi radioaktif. Kami berharap akhir tahun ini sudah bisa beroperasi,” jelasnya.

Pembangunan laboratorium serupa akan dilanjutkan ke kota lain secara bertahap. 

“Tahun depan kami fokus mengembangkan di Surabaya dan Makassar, lalu menyusul di Medan pada tahun berikutnya,” tambah Ishartini.

Sementara itu, Direktur Ikan Air Payau Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Fernando Jongguran Simanjuntak, mengakui kasus Cesium-137 berdampak langsung pada petambak udang di dalam negeri.

“Pada awal kejadian, petambak cukup terguncang karena Amerika Serikat merupakan pasar utama ekspor udang kita. Dampaknya terlihat dari penurunan harga dan permintaan,” kata Fernando.

Ia menegaskan, KKP kini tengah menyiapkan berbagai langkah strategis agar kepercayaan pasar internasional terhadap produk perikanan Indonesia dapat segera pulih.