periskop.id - Perum BULOG telah menyalurkan lebih dari 603 ribu ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sepanjang tahun 2025.
Penyaluran beras SPHP dilakukan melalui tujuh jenis outlet resmi. Antara lain, pengecer di pasar rakyat, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, Pemerintah Daerah melalui outlet pangan binaan dan GPM (Gerakan Pangan Murah), BUMN, instansi pemerintah (TNI, POLRI) melalui koperasi atau GPM, RPK (Rumah Pangan Kita) Perum BULOG, serta Ritel Modern.
Perum BULOG berkolaborasi dengan PT Pegadaian sebagai salah satu saluran resmi penjualan beras SPHP melalui BUMN. Kolaborasi ini dilakukan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah melalui kegiatan operasi pasar murah.
Dalam program ini, Direktur Utama Perum BULOG, Ahmad Rizal Ramdhani, mengatakan pihak Pegadaian memberikan kupon stimulus senilai Rp40 ribu dan Rp50 ribu yang dapat digunakan untuk membeli beras, minyak goreng, dan gula dengan harga lebih terjangkau.
"Penerima kupon juga otomatis terdaftar sebagai nasabah baru Pegadaian. Program kolaboratif ini telah digelar di wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, dan akan diperluas ke berbagai daerah lain di Indonesia," kata Rizal dalam keterangannya, Rabu (12/11).
Selain itu, pihaknya tengah menyusun kolaborasi strategis dengan jajaran Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Indonesia. Kerja sama ini bertujuan untuk mengoptimalkan penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP), khususnya melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Dalam implementasinya, penyaluran beras SPHP ke Lapas akan melibatkan INKOPASINDO atau Induk Koperasi Pemasyarakatan Indonesia sebagai mitra outlet resmi yang bertanggung jawab atas pendistribusian SPHP di lingkungan Lapas.
Di balik masifnya penyaluran tersebut, BULOG tidak mengabaikan kualitas beras SPHP. Pemeliharaan beras di gudang BULOG dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pemeriksaan awal saat beras masuk hingga pengawasan rutin harian, mingguan, bulanan, dan semesteran.
"Setiap gudang juga dijaga kebersihannya melalui sanitasi, penyemprotan, dan fumigasi bila ditemukan indikasi hama atau penurunan mutu," jelasnya.
BULOG juga terus melakukan upaya ekstra dalam menjaga kualitas beras selama penyimpanan hingga penyaluran ke masyarakat.
“Dengan penyerapan produksi dalam negeri yang telah tembus lebih dari 3 juta ton, BULOG melakukan berbagai langkah penjaminan kualitas sebelum stok disalurkan. Kami pastikan beras yang diterima masyarakat adalah beras layak konsumsi dan sehat,” tegas Rizal.
Apabila terdapat tanda-tanda penurunan kualitas, BULOG segera melakukan tindakan cepat seperti pemisahan, pengolahan ulang (reprocessing), atau pemilahan menggunakan mesin modern, sehingga hanya beras yang memenuhi standar yang disalurkan ke masyarakat.
Selain itu, BULOG menerapkan prinsip FIFO (First In, First Out) dan FEFO (First Expired, First Out) dalam sistem pergudangan agar sirkulasi stok berjalan optimal dan tidak menumpuk di satu lokasi.
Sebelum beras SPHP disalurkan ke pasar atau dijual kepada masyarakat, BULOG selalu melakukan pengecekan ulang terhadap kualitas beras secara kualitatif dan kuantitatif. Langkah ini memastikan hanya beras layak konsumsi dan sesuai standar mutu pemerintah yang diterima masyarakat.
“Prinsip kami jelas, negara harus memberikan yang terbaik untuk rakyatnya. BULOG menjaga kualitas beras dengan pemeliharaan ketat, memastikan hanya beras yang layak konsumsi disalurkan. Kami berkomitmen penuh menjaga kualitas beras, menjaga nama baik negara, dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia,” tutup Rizal.
Tinggalkan Komentar
Komentar