periskop.id - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti dugaan manipulasi faktur impor yang merugikan negara. Ia menemukan adanya perbedaan harga mencolok antara harga barang di marketplace dan harga yang tercatat dalam dokumen impor.
“Masa harga barang sebagus itu cuma 7 dolar? di marketplace bisa Rp40 sampai Rp50 juta. Tapi ini akan dicek lagi, ya,” ujarnya saat meninjau Kantor Balai Laboratorium Bea dan Cukai (KBLBC) Kelas II Surabaya, dikutip Rabu (12/11).
Asumsi kurs Rp16.723,40 per dolar, maka nominal yang tertera setara Rp 117 ribu. Purbaya menekankan pentingnya pengecekan yang akurat untuk mencegah praktik manipulasi serupa di masa depan.
Menkeu Purbaya sebelumnya melakukan kunjungan kerja ke Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC TMP) Tanjung Perak dan Kantor Balai Laboratorium Bea dan Cukai (KBLBC) Kelas II Surabaya pada Selasa (11/11).
Dalam kunjungan ke KPPBC TMP Tanjung Perak, Menteri Keuangan mengikuti proses pemeriksaan barang secara langsung dengan mencocokan dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dengan fisik barang.
Melalui kegiatan ini, Menteri Keuangan ingin melihat secara langsung proses bisnis kepabeanan serta memastikan pelaksanaan prosedur pemeriksaan berjalan sesuai ketentuan untuk mendukung kelancaran arus logistik nasional.
“Saya melihat langsung proses pemeriksaan kontainer, hasilnya bagus. Tadi juga saya lihat pengoperasian kontainer scanner yang baru dipasang sekitar dua minggu lalu. Meskipun belum sempurna, saya yakin alat ini akan semakin meningkatkan dan mempercepat kemampuan pegawai Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan barang,” ujar Menkeu.
Menteri Keuangan kemudian melanjutkan kunjungan ke KBLBC Kelas II Surabaya, salah satu unit pendukung teknis yang memegang peran penting dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Bea dan Cukai. KBLBC mempunyai tugas melaksanakan pengujian barang secara laboratoris dan/atau identifikasi barang, dan pengembangan laboratorium berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dalam kesempatan tersebut, Menkeu meninjau langsung fasilitas laboratorium. KBLBC Kelas II Surabaya kini telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang responsif gender, guna memastikan bahwa seluruh pegawai dapat mengakses, menggunakan, dan merasa nyaman di lingkungan kerja tanpa diskriminasi.
Tinggalkan Komentar
Komentar