periskop.id - Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) menegaskan komitmennya mengambil alih peran strategis dalam restrukturisasi Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh), menyusul arahan langsung Presiden Prabowo Subianto. Langkah ini bertujuan untuk menyempurnakan pembagian peran dan tanggung jawab dalam keberlanjutan serta efisiensi proyek Whoosh tersebut.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Patria Sjahrir menyampaikan, dalam proses negosiasi restrukturisasi Whoosh, pihaknya akan melibatkan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Menkeu dilibatkan sebagai bagian dari koordinasi pemerintah dalam pembahasan teknis dengan pihak China.
"Iya dong, Pak Purbaya kan Menkeu. Dia tentu akan masuk di sana," kata Pandu kepada media, Jakarta, Rabu (19/11).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meminta agar dirinya terus dilibatkan dalam pembahasan Whoosh ini. Purbaya ingin memahami seluruh keputusan dan memastikan negara tidak dirugikan atas proyek tersebut.
"Makanya saya bilang, kalau nanti mereka diskusi di sana, saya ikut. Saya mau lihat, jangan sampai saya rugi-rugi amat. Tapi kita lihat yang terbaik buat keluarga negara ini," kata Purbaya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (14/11).
Purbaya mengatakan soal utang proyek pembangunan kereta cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) masih dalam tahap pembahasan. Namun, ia mengakui secara pribadi tidak ingin melibatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk hal tersebut.
"Kalau saya, mending nggak bayar. Tapi itu kan ada kebijakan pemimpin di atas, ya, ini belum putus," ucap Purbaya.
Ia menjelaskan, arah kebijakannya kemungkinan adalah pemerintah akan membayar bagian infrastruktur, sedangkan pengadaan keretanya (rolling stock) ditanggung pihak lain. Namun, hal itu belum dipastikan karena diskusinya masih berjalan.
Tinggalkan Komentar
Komentar