periskop.id - Harga emas dunia melonjak hampir 2% pada Rabu (13/11) seiring turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) menjelang pemungutan suara di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS terkait pembukaan kembali pemerintahan. Langkah tersebut diperkirakan akan memulihkan rilis data ekonomi dan memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada Desember mendatang.
Harga emas spot naik 1,8% menjadi USD4.199,63 per troy ounce, menyentuh level tertingginya sejak 21 Oktober. Sementara itu, emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 2,1% ke posisi USD4.202,20 per troy ounce.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun tercatat turun 1,3%, mencapai level terendah sejak 5 November.
“Pemerintahan AS akan segera dibuka kembali dan pasar menantikan rilis data ekonomi, yang kemungkinan besar akan menunjukkan bahwa ekonomi Amerika sedang melemah,” ujar Kepala Strategi Komoditas di TD Securities, Bart Melek, dikutip dari CNBC, Kamis (13/11).
Ia menambahkan, pelaku pasar kemungkinan mulai menambah posisi beli (long) dan menutup sebagian posisi jual (short). Langkah ini mencerminkan pergeseran strategi di tengah perkembangan politik dan ekonomi di Amerika Serikat.
DPR AS yang dikuasai Partai Republik dijadwalkan menggelar pemungutan suara pada hari yang sama untuk mengakhiri penutupan pemerintahan (government shutdown) terpanjang dalam sejarah negara itu.
Penutupan selama 42 hari telah menekan aktivitas ekonomi dan menghentikan sejumlah layanan publik. Akibatnya, pembuat kebijakan dan pelaku pasar harus mengandalkan indikator dari sektor swasta untuk memantau kondisi ekonomi, karena publikasi data resmi pemerintah terhenti selama masa penutupan.
Sementara itu, harga perak spot juga melonjak 4,4% menjadi USD53,47 per troy ounce, level tertingginya sejak 17 Oktober.
“Ada banyak kekhawatiran saat ini, terutama di pasar perak, karena pasokan yang sangat terbatas. Kenaikan harga emas hari ini sebagian merupakan efek limpahan dari lonjakan perak pagi ini,” kata Bob Haberkorn, analis pasar di RJO Futures.
Di sisi lain, data ketenagakerjaan mingguan ADP pada Selasa (12/11) menunjukkan bahwa perusahaan swasta AS kehilangan rata-rata 11.250 pekerjaan per minggu dalam empat pekan yang berakhir pada 25 Oktober. Data ini memperkuat sinyal melemahnya pasar tenaga kerja.
Saat ini, pelaku pasar memperkirakan ada peluang 63% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan Desember, berdasarkan alat pantau CME Group’s FedWatch.
Sebagai aset tanpa imbal hasil, emas cenderung berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah dan ketika ketidakpastian ekonomi meningkat. Selain emas dan perak, harga platinum naik 1,7% menjadi USD1.611,95 per troy ounce, sementara palladium menguat 2,3% ke USD1.477,52 per troy ounce.
Tinggalkan Komentar
Komentar