Periskop.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa melontarkan kritik keras kepada PT Pertamina (Persero) karena dinilai tidak serius dalam merealisasikan proyek pembangunan kilang baru.
Menurut catatan Purbaya, Indonesia belum memiliki kilang baru yang benar-benar jadi sejak krisis moneter tahun 1998, menimbulkan kerugian besar dan ketergantungan pada impor minyak.
Kekesalan tersebut disampaikan Purbaya dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yang dikutip pada Kamis (2/10).
"Kita pernah bangun kilang baru nggak? Nggak pernah. Sejak krisis sampai sekarang nggak pernah bangun kilang baru," terang Purbaya.
Janji 7 Proyek Kilang yang Tak Terealisasi
Menkeu Purbaya mengingatkan kembali janji Pertamina yang pernah dilontarkan pada tahun 2018 untuk membangun 7 proyek kilang baru dalam jangka waktu 5 tahun. Namun hingga kini, menurutnya, janji tersebut belum terealisasi sama sekali.
Purbaya bahkan menuding Pertamina ‘malas-malasan’ dalam mengembangkan proyek kilang tersebut.
"Tapi sampai sekarang kan tidak ada satu pun. Jadi bapak (Komisi XI DPR) tolong kontrol mereka juga. Dari saya kontrol, dari bapak-bapak kontrol. … Karena kita rugi besar. Kita impor dari mana dari Singapura minyak dan produk-produk minyaknya," tegas Purbaya.
Purbaya mengungkapkan bahwa Pertamina pernah menolak tawaran dari investor China untuk membangun kilang baru dengan skema Build-Operate-Transfer (BOT) di mana kilang akan menjadi milik Pertamina secara gratis setelah 30 tahun kontrak, dengan alasan overcapacity.
“Bukan kita enggak bisa bikin kilang, tapi Pertamina yang malas-malasan saja. Saya pernah tawarkan, kalau enggak bisa ya biar investor dari Cina bangun. Kontrak 30 tahun, lalu kilang jadi milik Pertamina gratis. Tapi, mereka menolak dengan alasan overcapacity, padahal rencana bangun 7 kilang baru saja satu pun tidak jadi,” ujar Purbaya.
Perkembangan 7 Proyek Kilang Pertamina
Meskipun Purbaya tidak merinci ketujuh proyek tersebut, penelusuran dari berbagai sumber menunjukkan bahwa yang dimaksud ‘7 proyek kilang’ merujuk pada paket besar yang terdiri dari Refinery Development Master Plan (RDMP), Grass Root Refinery (GRR), dan Pengembangan Green Refinery.
Berikut adalah status terkini dari proyek-proyek tersebut, yang dikerjakan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI):
1. Proyek RDMP
Proyek | Target & Status | Perkembangan Terkini (Dilansir dari Berbagai Sumber) |
---|---|---|
RDMP Balikpapan (RU V) | Proyek utama; kapasitas naik hingga 360 ribu bph (Euro V). | Hingga akhir September 2025, proyek mencapai progres 96,5%. Fasilitas utama mulai beroperasi. Ditargetkan selesai penuh dan operasi komersial penuh pada akhir 2025. |
RDMP Balongan (RU VI) | Peningkatan kapasitas dari 125 ribu bph menjadi 150 ribu bph (Euro V). | Selesai Agustus 2022. Telah menambah kapasitas dan menghasilkan BBM diesel standar Euro V, dengan realisasi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) 51,45%. |
RDMP Cilacap (RU IV) | Digagas sejak 2014, sempat mandek usai Saudi Aramco mundur (2020). | Pertamina memutuskan melanjutkan proyek secara mandiri, dengan target operasional 2025. Namun, hingga kini belum ada informasi lebih lanjut mengenai kemajuan proyek. |
RDMP Dumai (RU II) | Diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bensin nasional pada 2030, menelan biaya US$ 1,5 miliar (Rp 21 triliun). | Melibatkan Korsel. Informasi terbaru September 2023, proyek masih dalam tahap engineering (rekayasa teknis). |
2. Proyek GRR
Proyek | Target & Status | Perkembangan Terkini (Dilansir dari Berbagai Sumber) |
---|---|---|
GRR Tuban (Jatim) | Kapasitas produksi BBM Euro V 12,8 juta KL/tahun dan 4,7 juta ton petrokimia/tahun. Awalnya bermitra dengan Rosneft. | Nilai investasi melonjak dari US$ 13,5 miliar menjadi US$ 23 miliar (sekitar Rp 377,38 triliun). Proyek saat ini masih dalam tahap Final Investment Decision (FID), yang ditargetkan Rosneft selesai pada Kuartal IV 2025. Proyek ini mengalami keterlambatan dari target awal Kuartal I 2024. |
GRR Bontang (Kaltim) | Semula direncanakan, pernah menjalin kerja sama dengan OOG (Oman). | Proyek diputuskan tidak dilanjutkan setelah kerja sama dengan OOG berakhir. Pertamina kini berfokus hanya pada GRR Tuban sebagai proyek kilang baru (greenfield). |
3. Proyek Pengembangan Green Refinery
Proyek | Target & Status | Perkembangan Terkini (Dilansir dari Berbagai Sumber) |
---|---|---|
Green Refinery RU III Plaju | Ditargetkan mampu mengolah biofuels 20 ribu bph. | Ditargetkan rampung pada 2030. Saat ini, belum ada informasi lebih lanjut mengenai kejelasan kemajuan proyek. |
Tinggalkan Komentar
Komentar