periskop.id - Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menegaskan, meskipun terdapat kekhawatiran terhadap kondisi industri baja nasional, kinerja sektor industri pengolahan nonmigas masih menunjukkan performa yang kuat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan III tahun 2025, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tercatat mencapai 5,58% secara tahunan (year-on-year/yoy), melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,04%.

“Sektor ini menjadi penyumbang sumber pertumbuhan terbesar terhadap ekonomi sebesar 1,04%,” ujar Faisol dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama komisi VI, Senin (10/11).

Ia menambahkan, kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai 17,39%, naik 0,47% dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyerapan tenaga kerja di sektor ini mencapai 20,31 juta orang per Agustus 2025, atau sekitar 13 persen dari total tenaga kerja nasional.

"Yang ketiga, penyerapan tenaga kerja industri pengolahan non-migas mencapai 20,31 persen, 20,31 juta orang per Agustus 2025 atau 13 persen dari total tenaga kerja nasiona," jelasnya.

Faisol juga menyebutkan investasi di sektor industri pengolahan nonmigas berkontribusi sebesar 37,73% terhadap total investasi nasional. Dari sisi ekspor, sektor ini menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi mencapai 81 persen dari total ekspor nasional.

Adapun tingkat utilisasi industri pengolahan nonmigas berada di atas 59,28 persen, yang menandakan masih terbuka luasnya ruang optimalisasi kapasitas produksi nasional.

“Angka ini menunjukkan peluang besar bagi ekspansi manufaktur dalam meningkatkan kapasitas produksi," imbuhnya.

Selain itu, optimisme pelaku usaha juga menunjukkan kecenderungan ekspansif, terlihat dari Indeks Kepercayaan Industri Oktober 2025 yang mencapai 53,5 poin dan Indeks PMA sebesar 51,2 poin.

"Dan kita juga melihat bahwa dengan peluang yang ada, optimisme para pelaku usaha industri juga mengalami kecenderungan ekspansif,” tutupnya.