periskop.id - Pengusaha di Inggris berharap kenaikan gaji sebesar 3% dalam 12 bulan ke depan. Namun, sebagian perekrut mengatakan bahwa hadirnya Artificial Intelligence (AI) bisa mengurangi jumlah tenaga kerja. Di tengah situasi ini, perusahaan juga menghadapi tantangan terkait kebijakan pajak pemerintah yang memengaruhi rencana perekrutan.
Survei Lembaga profesional sumber daya manusia, Chartered Institute of Personnel and Development (CIPD), mencatat minat perekrutan perusahaan berada pada titik terendah sejak pandemi. Penurunan paling tajam terjadi di sektor publik akibat kekhawatiran terhadap kebijakan pajak pemerintah.
“Sekitar satu dari enam pengusaha memprediksi penggunaan AI akan mengurangi jumlah karyawan dalam setahun ke depan, dengan posisi manajer junior, staf administrasi, dan profesional paling terdampak,” kata laporan CIPD, mengutip Reuters, Selasa (11/11).
CIPD pun mengingatkan Menteri Keuangan Rachel Reeves agar tidak mengambil kebijakan pajak baru yang bisa semakin menekan penyerapan tenaga kerja dalam anggaran 26 November mendatang. Sementara itu, James Cockett, ekonom pasar tenaga kerja senior di CIPD, mengatakan pencari kerja mulai merasakan dampak melambatnya proses perekrutan sejak anggaran pertama yang diumumkan Rachel Reeves tahun lalu.
Cockett menekankan perlunya pemerintah dan perusahaan lebih fokus pada perencanaan tenaga kerja jangka panjang serta pengembangan keterampilan. Hal ini penting agar masyarakat dapat memanfaatkan AI secara efektif atau beralih ke bidang pekerjaan baru seiring meningkatnya penerapan teknologi.
"Kita perlu melihat pemerintah dan perusahaan untuk lebih fokus pada perencanaan tenaga kerja jangka panjang serta pengembangan keterampilan agar pekerja mampu memanfaatkan atau beradaptasi dengan perkembangan AI," kata Cockett.
Di sisi lain, survei terhadap 2.000 perusahaan menunjukkan perkiraan kenaikan gaji rata-rata sebesar 3% selama enam kuartal terakhir. Survei Bank of England juga mencatat ekspektasi pertumbuhan upah naik menjadi 3,7%, tertinggi dalam lima bulan terakhir, sementara data resmi diprediksi menunjukkan kenaikan upah tahunan sekitar 4,6%.
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan upah di Inggris biasanya melampaui peningkatan gaji resmi karena tidak memperhitungkan pekerja yang berpindah ke pekerjaan dengan bayaran lebih tinggi. Meski Bank of England menahan suku bunga di level 4% dan memberi isyarat akan menurunkannya pada Desember, lembaga tersebut tetap waspada terhadap kenaikan upah yang berpotensi memicu inflasi.
Tinggalkan Komentar
Komentar