periskop.id - Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg), Juri Ardiantoro, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menghentikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) meskipun ribuan pesertanya dilaporkan mengalami keracunan. 

Ia menyatakan program tersebut akan terus berjalan seraya pemerintah melakukan evaluasi dan mencari solusi atas insiden yang terjadi.

Sikap ini diambil meskipun pemerintah mengakui telah mendengar kritik dan masukan dari masyarakat untuk menghentikan sementara program tersebut. 

"Tidak perlu menghentikan secara total. Tentu ini akan menjadi masukan yang baik buat pemerintah, tapi sampai hari ini MBG akan tetap jalan," sebut Juri di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2025).

Juri menjelaskan, alasan utama program ini tetap dilanjutkan adalah karena pemerintah memandangnya sebagai kebutuhan esensial bagi anak-anak Indonesia. Ia khawatir insiden keracunan ini dapat menimbulkan demoralisasi yang pada akhirnya menghambat tujuan utama dari program tersebut.

"Program ini dibutuhkan oleh anak-anak kita, oleh masyarakat kita sehingga jangan sampai terjadi demoralisasi dalam program ini karena kasus-kasus itu," tutur mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu. Ia pun memastikan pemerintah sedang mencari jalan keluar untuk mencegah kejadian serupa terulang.

Di sisi lain, data resmi mengenai jumlah korban keracunan akibat program andalan Presiden Prabowo Subianto ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan di antara tiga instansi pemerintah yang terlibat.

Badan Gizi Nasional (BGN) merilis data terdapat 5.080 penerima program yang menjadi korban dari 46 kasus keracunan. 

Angka ini berbeda dengan data dari Kementerian Kesehatan yang melaporkan jumlah korban lebih tinggi, yakni 5.207 orang dari 60 kasus. Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat ada 5.320 korban dari total 55 kasus.