periskop.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengundang enam orang anak SDN Setu 02 Cipayung, Jakarta Timur karena sudah berlaku jujur ketika menemukan barang yang bukan milik mereka.
Guru SDN Setu 02 Cipayung Tonggungan Lasmawati menceritakan kronologi muridnya yang menemukan ponsel milik orang lain, tetapi tidak dicuri.
“Ketika mau solat jumat, mereka temukan HP (handphone) yang terjatuh, memang sih mereka ada upaya untuk menguber ibu yang punya hp ini, tapi ibu yang punya hp ini tidak mendengar mereka dan melaju,” ungkap Tonggungan, di Gedung KPK, Senin (17/11).
Tonggungan mengaku, anak muridnya yang duduk di bangku 6 SD tersebut tidak berkeinginan untuk memilikinya.
“Sebenernya bisa aja sih dijual, tapi mereka enggak mau, mereka selalu ngomong kan ‘ibu selalu bilang jujur adalah berlian’. Jadi begitu menemukan HP, mereka punya niat untuk melaporkan ini ke Polsek setelah sembayang Jumat,” jelas Tonggungan.
Selain ponsel, anak-anak tersebut juga menemukan Surat Izin Mengemudi (SIM) di jalan. Dua barang ini langsung dilaporkan oleh anak-anak tersebut ke polsek setempat.
“Barang itu ditemukan di Masjid At-tin yang di Taman Mini. Dan jarak dari sekolah ke masjid itu 3 KM, itu termasuk jauh juga,” ungkap dia.
Anak-anak tersebut mengaku memang tidak ingin mengambil barangnya. Sebab, anak-anak itu mengaku bukan haknya untuk memiliki dan mengambil ponsel serta SIM.
“Ya ngapain bu itu kan bukan hak kita, itu kan hak yang punya barang, ya kali kalo kita laporin mereka nanti ambil dari kantor polisi gitu,” ucap Tonggungan menirukan anak muridnya.
Tonggungan menjelaskan, ada 6 orang muridnya yang menemukan dua barang itu.
“Satu yang menemukan Fatih dan Farhan itu yang HP. Yang menemukan SIM, Aska dan Anugerah. Lalu, yang mengejar yang punya barang ini Azami sama Azka. Terus yang memvideokan Boston, memang kerja sama yang solid mereka. Kebetulan saya guru kelasnya, makanya saya tau bagaimana kepribadian mereka,” ucap dia.
Kejujuran mereka sudah terbentuk sejak dini melalui pembelajaran di kelas.
“Jadi mereka memang ini sudah dibentuk dari kelas ada juga ngebentuk kelas jujur, apa namanya warung jujur di kelas. Jadi setau saya mereka ini memang anak pemberani dan jujur. Saya bukan bangga lagi, apalagi zaman sekarang untuk kejujuran anak itu sulit sekali kita temukan. Aku juga sebagai guru pribadi, aduh seneng banget memang anak-anak ini adalah berlian yang bercahaya biarpun di lumpur mereka berada tetap bercahaya,” ujar dia.
Enam anak murid tersebut mendapatkan penghargaan dari pihak sekolah, yaitu makan-makan, meningkatnya nilai PKN (95), dan meningkatnya nilai Agama (95).
Selain pihak sekolah, KPK juga mengapresiasi tindakan jujur 6 anak tersebut. KPK pun mengundang mereka mengunjungi Gedung Merah Putih.
Wakil Ketua KPK Ibnu Basuki Widodo mengungkapkan alasan KPK mengundang anak-anak SD tersebut berkat kejujurannya saat menemukan barang yang bukan miliknya.
“Agenda hari ini adalah memang kita mengundang anak-anak yang sudah kita tahu semua, sudah viral bahwa anak-anak ini adalah anak-anak yang jujur,” kata Ibnu, di Gedung KPK, Senin (17/11).
Ibnu menyampaikan, pemanggilan anak-anak tersebut sesuai dengan trisula pemberantasan korupsi, yaitu pendidikan penjagaan pemberantasan yang mengutamakan kejujuran.
“Di dalam pendidikan yang diutamakan adalah kejujuran, membentuk sikap mentalitas, moralitas yang tinggi supaya mereka anti korupsi. Sudah kita kenal, mereka adalah anak-anak yang jujur. Jadi, kita harus apresiasi, jadi kita harus jujur sejak dini. Sehingga diharapkan nanti apabila jadi anak sekolah yang lebih tinggi, sebagai pekerja, sebagai pejabat ada anak-anak yang jujur, insha Allah anti-korupsi,” tutur dia.
Ibnu menjelaskan, kejujuran anak-anak itu terlihat dari tindakan mereka menemukan barang yang hilang, tetapi langsung melaporkan ke pihak kepolisian.
“Nah ini ya, kita anak-anak ini menemukan HP, tetapi dia tidak punya keinginan untuk memiliki sendiri. Dan mereka secara sadar melaporkan kepada polsek. Jadi, mereka sudah jujur dari diri sendiri, tentunya yang saya yakin pasti dari orang tua dan ibu guru pasti ada suatu pembinaan-pembinaan kejujuran,” ucap dia.
KPK juga berencana untuk membuat podcast dengan anak-anak SD tersebut.
“Cuman kesempatannya ada di sini, jadi kita adakan podcast. Nanti suatu saat kita bisa siarkan di kesempatan yang lain yang lebih tepat lagi,” ungkap pimpinan KPK itu.
Tinggalkan Komentar
Komentar