periskop.id - Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 36 poin ke level Rp16.654, setelah sempat menyentuh penguatan 45 poin dari penutupan sebelumnya di Rp16.690. Penguatan ini menunjukkan pergerakan positif setelah beberapa hari cenderung fluktuatif.

"Penguatan rupiah hari ini sejalan dengan kombinasi faktor eksternal dan internal yang mendorong sentimen positif di pasar,” ulas Direktur PT. Traze Andalan Futures, Ibrahim Assuaibi, Senin (10/11).

Di sisi internal, optimisme konsumen Indonesia turut mendorong penguatan rupiah. Survei Konsumen Bank Indonesia menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2025 melonjak ke 121,2, naik signifikan dari 115,0 pada September.

Peningkatan ini mencerminkan membaiknya persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini, yang tercermin pada Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang naik dari 102,7 menjadi 109,1. Masyarakat menilai penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja lebih stabil.

Selain itu, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) juga meningkat tajam dari 127,2 menjadi 133,4. Hal ini menunjukkan harapan dan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan semakin kuat.

“Rebound IKK yang kuat memberi sinyal positif terhadap daya beli rumah tangga, sehingga berpotensi mendorong aktivitas ekonomi domestik yang berkelanjutan di kuartal IV 2025,” imbuh Ibrahim.

Secara keseluruhan, kombinasi sentimen global yang mulai stabil dan optimisme domestik mendorong rupiah menguat pada penutupan hari ini, menandai momentum positif bagi mata uang nasional di tengah volatilitas pasar.

Dari eksternal, spekulasi pasar terhadap kebijakan The Fed tetap dominan, khususnya kemungkinan pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada Desember mendatang. Hal ini muncul setelah data sektor swasta AS menunjukkan pelemahan di pasar tenaga kerja.

Data terbaru dari Challenger menunjukkan Amerika Serikat mengalami gelombang PHK terbesar dalam 20 tahun pada Oktober 2025. Kondisi ini memperkuat prediksi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga untuk menjaga stabilitas pasar tenaga kerja. Peluang pemangkasan suku bunga kini diperkirakan mencapai 61,9% menurut CME Fedwatch.

Sentimen global juga didukung oleh perkembangan politik Amerika Serikat. Senat resmi memberikan suara 60-40 untuk mempertimbangkan RUU belanja yang akan mengakhiri penutupan pemerintahan (shutdown) terlama di AS. Keputusan ini menjadi sinyal positif bagi stabilitas politik dan ekonomi global.

Senat AS menyetujui RUU untuk mengakhiri government shutdown, dan dokumen ini akan dikirim ke DPR sebelum ditandatangani Presiden Trump. Eksekusi RUU ini dinilai akan memberikan kepastian bagi pelaku pasar yang selama ini waswas terhadap gangguan fiskal AS.