periskop.id - Rupiah hari ini, Rabu 19 November 2025 menguat 43 poin, setelah sempat mencapai penguatan 45 poin di level Rp16.708, dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp16.751.

Kondisi ini terjadi menyusul pengumuman Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan 4,75%. Menurut Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas, Ibrahim Assuaibi, meski rupiah menguat pada penutupan hari ini, pergerakan besok diprediksi lebih fluktuatif.

“Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.700-Rp16.750,” tambahnya.

Penguatan rupiah hari ini sebagian dipengaruhi sentimen eksternal dari Amerika Serikat. Laporan penggajian non-pertanian AS bulan September dijadwalkan rilis pada Kamis, dan pasar memantau sinyal kekuatan pasar tenaga kerja serta tekanan upah. Data yang lebih lemah dari perkiraan bisa mendorong harapan penurunan suku bunga Federal Reserve.

Namun, para pejabat Fed masih bersikap hati-hati terkait penurunan suku bunga lebih lanjut karena inflasi tetap tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang tangguh. Pasar hanya memperkirakan peluang moderat untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember.

Ketidakpastian pasar juga meningkat setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan telah memilih calon ketua Federal Reserve berikutnya, yang menimbulkan spekulasi terkait independensi bank sentral meski masa jabatan Jerome Powell masih hingga Mei 2026.

Selain itu, sanksi AS terhadap produsen minyak Rusia, Rosneft dan Lukoil, diperkirakan menekan pendapatan minyak Rusia dan memengaruhi volume ekspor, seiring pembeli di Tiongkok dan India mulai beralih ke pemasok lain.

Di sisi domestik, Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate pada 4,75%, dengan Deposit Facility 3,75% dan Lending Facility 5,50%.

“Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang tetap terjaga rendah dalam sasaran 2,5±1%, serta upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global,” kata Ibrahim.

Sepanjang 2025, BI telah memangkas suku bunga lima kali, masing-masing sebesar 25 basis poin, sehingga total penurunan mencapai 125 basis poin dari 6,00% di akhir 2024 menjadi 4,75% saat ini. Bank sentral akan terus memantau efektivitas kebijakan moneter longgar serta stabilitas nilai tukar rupiah ke depan.