periskop.id - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengungkapkan bahwa pihaknya telah merampungkan pengujian laboratorium terhadap sampel wadah makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicurigai mengandung turunan lemak babi.
"Kami sudah melakukan uji sampel dan hasilnya sudah ada," kata Taruna kepada awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Senin (15/9).
Meskipun hasilnya telah tersedia, Taruna menegaskan bahwa BPOM tidak memiliki kewenangan untuk mempublikasikan temuan tersebut secara mandiri.
Menurutnya, pengumuman resmi akan dilakukan secara terkoordinasi oleh Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) yang bertindak sebagai juru bicara utama pemerintah.
"Intinya sebagai lembaga negara, saya kira Badan Gizi, Badan Halal, BPOM, dan Kantor Komunikasi Kepresidenan akan mengumumkan dalam waktu dekat, termasuk langkah-langkah apa yang akan dilakukan," jelasnya.
BPOM diketahui telah menerima dan menguji tujuh sampel wadah dari PCO secara profesional sesuai standar ilmiah.
Isu ini mencuat setelah adanya laporan publik mengenai nampan atau food tray program MBG yang diduga tidak halal.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hasan sebelumnya mengonfirmasi bahwa sebagian nampan memang didatangkan dari Cina.
Kebijakan impor tersebut, menurut Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, terpaksa diambil karena kapasitas produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan program yang masif. Produsen lokal diperkirakan hanya sanggup menyediakan 10 juta nampan per bulan, jauh dari target tambahan 70 juta unit.
"Supaya program ini tetap berjalan dengan baik, maka Kementerian Perdagangan sudah koordinasi dengan kita membuka keran itu (impor)," ujar Dadan.
Ia meluruskan bahwa pengadaan nampan impor sejauh ini dilakukan oleh mitra program, bukan oleh BGN secara langsung yang menggunakan dana APBN.
Tinggalkan Komentar
Komentar