periskop.id - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berkomitmen penuh mendukung pemulihan dan rehabilitasi ekosistem pendidikan bagi ratusan siswa yang terdampak bencana erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang.

“Kemendikdasmen berkomitmen untuk terus mendukung pelaksanaan proses pembelajaran serta pemulihan mental dan psikososial untuk para korban dampak erupsi Gunung Semeru. Selain mendirikan tenda kelas darurat, Kemendikdasmen juga memberikan 550 paket perlengkapan belajar siswa, 200 paket perlengkapan darurat keluarga, sejumlah buku paket, buku bacaan, dan bantuan operasional tanggap darurat,” ujar Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen Suharti di Jakarta, Senin (24/11).

Suharti menjelaskan, proses pemulihan itu melibatkan tim gabungan. Tim tersebut terdiri dari Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur, Direktorat Sekolah Dasar, Direktorat Pendidikan Khusus, dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

Pihaknya berupaya memastikan proses pembelajaran tetap terlaksana dengan aman dan nyaman bagi para murid terdampak.

Hal ini dilakukan dengan memindahkan para murid ke sekolah terdekat yang lebih aman, serta mendirikan tenda kelas darurat.

Upaya ini menegaskan fokus Kemendikdasmen tidak hanya pada aspek akademik. Kementerian turut mendukung proses pemulihan mental dan psikososial anak-anak.

Kemendikdasmen juga meninjau sekolah-sekolah yang terdampak parah oleh bencana. Sekolah-sekolah ini rencananya akan direvitalisasi setelah status kerusakannya dipastikan.

Suharti mengatakan pelaksanaan revitalisasi tersebut menunggu status resmi. Status sekolah saat ini masih dalam tahap pengecekan menyeluruh pasca terjadinya erupsi.

Untuk memastikan keberlanjutan pendidikan pascabencana, Kemendikdasmen aktif bekerja sama dengan sejumlah pihak.

Beberapa organisasi kemanusiaan turut mendukung dengan menyediakan bantuan psikososial dan distribusi perlengkapan belajar bagi siswa terdampak.

Komitmen Kemendikdasmen ini berorientasi pada pemulihan jangka panjang.

“Kami akan terus mengawal pendidikan bagi anak-anak terdampak dan berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung pemulihan jangka panjang pascabencana,” kata Suharti.