Periskop.id - Presiden Prabowo Subianto menegaskan, pemerintah akan mengganti semua rumah yang hanyut dan hilang akibat bencana banjir di Sumatera.

Saat mengunjungi korban bencana di posko pengungsian SMP 2 Wih Pesam, Bener Meriah, Aceh Tengah, Jumat (12/12), Prabowo menyampaikan, pemerintah telah mengerahkan puluhan helikopter dan pesawat untuk mengirimkan bantuan kepada korban bencana.

"Kita akan atasi, kita akan bergerak bersama. Kita sudah kerahkan puluhan helikopter, puluhan pesawat, kita sudah siapkan juga. Kita sudah rencana untuk mengganti semua rumah yang hanyut, yang hilang," kata Prabowo dipantau melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden di Jakarta, Jumat.

Presiden menekankan, penanganan masalah banjir tidak bisa diselesaikan secara instan. "Kita butuh kesabaran dari bapak-ibu sekalian karena tidak bisa kita seketika selesaikan semua itu. Saya minta maaf, Presiden Indonesia tidak punya tongkat Nabi Musa," ucapnya.

Dalam kunjungan tersebut, Prabowo mengapresiasi seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam menangani bencana. Mulai dari pemerintah daerah hingga aparat keamanan.

Presiden juga memastikan, pemerintah tidak akan meninggalkan korban bencana sendirian. Ia beserta seluruh jajaran pemerintah pusat dan daerah akan terus memantau perkembangan yang terjadi di lapangan.

Ia juga menyatakan, upaya pemulihan berjalan berkelanjutan, serta memberikan dukungan penuh bagi masyarakat yang terdampak. "Kita akan bersama bapak-bapak, ibu-ibu. Bapak-bapak, ibu-ibu tidak akan sendiri, kita akan bersama," serunya. 

Sebelumnya, pemerintah memperkirakan kebutuhan anggaran sekitar Rp51 triliun untuk rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur dasar pascabencana banjir dan longsor di tiga provinsi di Sumatera.

Anggaran Sudah Disiapkan

Terkait anggaran, Prabowo pun memastikan pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk pembangunan hunian sementara dan hunian tetap bagi korban terdampak bencana banjir bandang di Sumatera dan Aceh. Hanya saja, ia meminta waktu untuk mewujudkan itu semua, mengingat prosesnya masih membutuhkan waktu.

Hal tersebut disampaikan Prabowo saat mengunjungi korban banjir di Posko Pengungsian Masjid Besar Al Abrar Takengon, Aceh Tengah, Jumat. "Nanti ada hunian sementara, hunian tetap yang sudah kita rencanakan. Sudah kita alokasi anggarannya, tapi butuh waktu," ujar Prabowo.

Presiden meminta waktu kepada masyarakat terdampak untuk lebih bersabar dan memastikanm pemerintah terus bekerja keras, dalam membantu masyarakat melewati musibah. "Kami mohon kesabaran, saya tidak bisa mengerjakan begitu cepat. Kita sudah bekerja sebaik-baiknya. Saya minta ketabahan dan kesabaran semuanya. Pasti kita akan bantu, tenang saja," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait mengungkapkan pembangunan 2.000 rumah bagi penyintas bencana di Provinsi Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara dibantu oleh program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan.

"Saya sampaikan nanti CSR-CSR sudah ada yang berkomitmen untuk membantu membangun 2.000 rumah untuk korban saudara-saudara kita di Sumatera," ujar Maruarar dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (9/12).

Menurut dia, bantuan CSR untuk pembangunan 2.000 rumah bagi penyintas bencana di Sumatera merupakan bentuk gotong royong. "Ini adalah bentuk gotong royong, jadi saya sudah mendapatkan komitmen 2.000 rumah yang siap untuk dibantu kepada saudara-saudara kita yang terdampak musibah di Sumatera," katanya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono yang akrab disapa AHY mengatakan, angka tersebut merupakan hasil perhitungan awal Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang telah disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto.

“Secara umum kebutuhan anggaran yang dihitung Kementerian PU untuk rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur di tiga provinsi itu sekitar Rp51 triliun, dengan porsi terbesar di Aceh,” kata AHY usai Rapat Koordinasi Tingkat Menteri terkait Pascabencana Sumatera di Jakarta (11/12).

Ia menjelaskan, estimasi tersebut mencakup penanganan kerusakan pada jaringan jalan dan jembatan (bina marga). Kemudian, infrastruktur sumber daya air seperti bendung, irigasi, tanggul dan air baku, infrastruktur air bersih serta sanitasi (cipta karya), serta prasarana sosial strategis seperti sekolah, madrasah dan rumah ibadah.