periskop.id - Kepolisian mengungkapkan prediksi puncak arus mudik akan terjadi pada tanggal 20 dan 24 Desember dan arus balik mulai 28 Desember untuk perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Pada kegiatan pengamanan ini, Polri bersama seluruh sektor terkait lainnya menyelenggarakan Operasi Lilin 2025. Operasi ini berlangsung selama 14 hari, mulai dari 20 Desember 2025 sampai 2 Januari 2026.
Pada operasi tersebut, gabungan personil yang terdiri dari Polri dan TNI menurunkan ribuan anggota.
“Dengan keterlibatan personil ada 146.701 personil, ini adalah personil gabungan yang terdiri dari 77.637 personil Polri, kemudian 13.775 dari personil TNI, dan sisanya 55.289 adalah personil dari gabungan sekolah terkait lainnya,” ungkap Wakapolri Komjen Pol Dedi Prasetyo, di Gedung STIK-PTIK, Senin (15/12).
Selain itu, Polri juga menyiapkan 2.903 posko yang terdiri dari 1.807 Pos Pengamanan (PAM), 763 Pos Pelayanan, dan 333 posko terpadu untuk mengamankan 44.226 beberapa objek.
“Objek yang diamankan, mulai dari gereja, terminal, pelabuhan, bandara, beberapa stasiun, kemudian pusat perbelanjaan, objek wisata, dan objek perayaan Tahun Baru 2026,” tutur Dedi.
Kakorlantas Brigjen Pol Agus Suryo Nugroho juga menambahkan, pihaknya akan memberlakukan beberapa cara untuk mengurai kepadatan lalu lintas, terutama di titik rawan kemacetan.
“Tapi puncak arus di tol itu nanti akan menyesuaikan traffic counting yang ada di dalam tol. Dari apakah nanti ada one-way atau contra flow. Ini termasuk juga non-tol banyak sekali, seperti Gadok (Jawa Barat), Mengkreng (Jawa Timur), terus yang ada di Cianjur, terus termasuk yang ada di Jawa Timur itu juga ada peningkatan arus,” tutur Agus.
Contra flow persiapan Nataru juga dilakukan di jalan yang bukan tol. Bahkan, contra flow akan dilakukan sebanyak 29 kali.
“Di Gadok itu (contra flow) kemarin hampir sekitar 29 kali kontraflow dan one-way. Di Mengkreng juga demikian, di Jawa Timur. Termasuk juga yang di Bali. Di Bali juga dilakukan contra flow dan termasuk one-way. Termasuk juga sekarang kemungkinan yang ada di Medan karena juga ada cara bertindak khusus,” jelas dia.
Agus menjelaskan, ketika ada peningkatan arus, pihaknya akan melakukan skenario cara bertindak sudah disimulasikan sesuai proyeksi pergerakan kendaraan dari data yang dihimpun, baik lewat tol maupun non-tol.
Tinggalkan Komentar
Komentar