Periskop.id - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menargetkan sebanyak 100 bangunan Sekolah Garuda bisa beroperasi di Indonesia pada 2029. 

Dalam konferensi pers di sela kegiatan Pengenalan Sekolah Garuda di SMA Negeri Unggulan M.H. Thamrin, Jakarta, Rabu (8/10), ia menjelaskan seluruh Sekolah Garuda tersebut terdiri atas 80 Sekolah Garuda transformasi, serta 20 Sekolah Garuda baru yang kini tengah dibuat. Ia menyebut pembangunan 20 Sekolah Garuda Baru sengaja menyasar ke wilayah-wilayah yang kekurangan fasilitas pendidikan berkualitas.

"20 itu Sekolah Garuda baru, karena memang sekolah baru pun itu di lokasi-lokasi yang memang pendidikan atau SMA-SMA unggulnya belum banyak atau tidak ada sama sekali, sedangkan yang 80 sekolah itu adalah yang existing," kata Brian.

Ia menjelaskan, dalam pengembangan Sekolah Garuda transformasi pihaknya tidak menambahkan fasilitas sarana/prasarana baru, melainkan berupa fasilitas persiapan bagi para siswa untuk menuju ke universitas top dunia.

"Kita tinggal menambahkan nanti penyiapan bagaimana agar adik-adik siswa yang akan lulus itu memiliki kesiapan, mengetahui wawasan bagaimana untuk berkompetisi menuju perguruan tinggi-perguruan tinggi top dunia," jelasnya.

Adapun bagi Sekolah Garuda baru, lanjut dia, Pemerintah telah menyiapkan anggaran mulai dari Rp200 miliar per sekolah baru. Pada 2026 mendatang, Mendiktisaintek menargetkan sebanyak empat Sekolah Garuda baru dan 30 Sekolah Garuda transformasi untuk bisa beroperasi.

Asal tahu saja, Sekolah Garuda merupakan salah satu dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden RI Prabowo Subianto yang resmi diperkenalkan kepada seluruh masyarakat secara serentak di 16 titik pada hari ini.

Sebanyak 12 lokasi Sekolah Garuda transformasi turut dilibatkan, antara lain SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh, SMAS Unggul Del Toba, MAN IC Ogan Komering Ilir, SMANU MH Thamrin Jakarta, SMA Cahaya Rancamaya Bogor, dan SMA Pradita Dirgantara Boyolali.

Selanjutnya, SMA Taruna Nusantara Magelang, SMA Banua Kalsel Banjarbaru, SMAN Siwalima Ambon, SMAN 10 Samarinda, MAN IC Gorontalo, serta SMA Averos Sorong. Selain itu, pengenalan dilakukan di empat lahan Sekolah Garuda baru di Belitung Timur, Timor Tengah Selatan, Konawe, serta Bulungan.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) telah menyiapkan empat Sekolah Garuda baru yang ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada tahun ajaran 2026/2027. Sekolah dengan tambahan penguatan kurikulum pra-universitas ini, merupakan lembaga pendidikan berasrama setara jenjang SMA yang mengutamakan pendekatan pembelajaran berbasis Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM).

Kurikulum Spesifik

Terpisah, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menilai, Sekolah Garuda berperan penting dalam memaksimalkan potensi siswa melalui perbaikan kurikulum yang lebih spesifik dan sesuai minat serta bakat peserta didik.

“Kami ingin kalau dengan perbaikan kurikulum mungkin nanti juga ada penambahan guru-guru dan fasilitas jika diperlukan, maka anak-anak ini yang saat ini potensinya belum terbuka seluruhnya bisa betul-betul maksimal,” ujar Meutya saat kunjungan pengenalan Sekolah Garuda di SMAN Siwalima Ambon, Maluku, Rabu.

Menkomdigi menekankan, pendidikan modern harus diarahkan sesuai minat siswa agar mereka dapat menyelami potensinya lebih dini dan lebih mendalam. Hal ini penting, ketimbang mempelajari seluruh mata pelajaran yang kurang spesifik pada minat dan bakat.

“Ini adalah ciri-ciri pendidikan transformatif modern untuk kemudian anak-anak didiknya itu memilih spesifik apa yang mereka ingin tuju,” ujarnya.

Menurutnya, fokus Sekolah Garuda juga akan memperkuat bidang Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM) guna mencetak generasi yang siap menghadapi transformasi digital nasional.

Lebih lanjut, Meutya juga menyoroti data Human Capital Index yang menunjukkan rata-rata siswa di Indonesia baru memanfaatkan sekitar 54% dari potensi penuh mereka. Hal ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

“Ini lah mengapa Sekolah Garuda menjadi penting. Karena sayang sekali kita punya potensi sampai 100%, tapi baru terbuka atau terakses 54%.” Imbuhnya.

Sekadar infirmasi, para lulusan Sekolah Garuda memang dipersiapkan agar mampu melanjutkan studi ke perguruan tinggi top dunia di dalam dan luar negeri. Sekolah berasrama dengan fasilitas modern ini dirancang untuk mempercepat pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan memutus rantai kemiskinan menuju Indonesia Emas 2045.